1. Alasan Sebagian Besar Publikasi dalam Bidang Linguistik Terapan Diterbitkan dalam Bahasa Inggris
Beberapa alasan utama mengapa
hampir mayoritas publikasi di bidang Linguistik Terapan (applied linguistics)
diterbitkan dalam bahasa Inggris antara lain:
- Bahasa Inggris telah menjadi lingua franca akademik internasional,
yang memungkinkan penyebaran riset ke audiens global. Sebagai bahasa yang
paling banyak digunakan dalam publikasi ilmiah, publikasi dalam bahasa
Inggris cenderung memperoleh jangkauan yang lebih luas. Misalnya, studi
menunjukkan bahwa artikel yang diterbitkan dalam bahasa Inggris cenderung
memperoleh sitasi lebih banyak dibandingkan yang diterbitkan dalam bahasa
lain. PMC+1
- Banyak jurnal bereputasi (high-impact) yang hanya menerima artikel
dalam bahasa Inggris. Hal ini mendorong para peneliti, termasuk dari
negara non-berbahasa Inggris, untuk menulis dalam bahasa Inggris agar
dapat diterbitkan di jurnal yang lebih berpengaruh. (Hamel, 2007 dalam Hamel
2007 / Hamel 2013) dilaporkan bahwa >90 % publikasi internasional dalam
sains ditulis dalam bahasa Inggris. Benjamins+1
- Persepsi bahwa publikasi dalam bahasa Inggris akan meningkatkan
visibilitas, reputasi, dan dampak akademik (impact) bagi peneliti dan
institusinya. Sebagai contoh, penelitian tentang pilihan bahasa publikasi
peneliti Tiongkok menunjukkan bahwa peneliti merasa bahwa menulis dalam bahasa
Inggris akan meningkatkan reputasi karya mereka. PubMed
- Infrastruktur penerbitan (misalnya penerbit besar, indeksasi, database
sitasi) dan tuntutan evaluasi riset (seperti kriteria publikasi
internasional) sering mengutamakan bahasa Inggris. Ini memunculkan efek
pemilihan bahasa yang sistemik. PMC+1
Dengan demikian, kombinasi faktor
ekonomi-institusional, reputasi akademik, infrastruktur penerbitan, dan tekanan
global membuat bahasa Inggris mendominasi publikasi dalam bidang linguistik
terapan.
2. Pengaruh
Dominasi Bahasa Inggris terhadap Perkembangan dan Penyebaran Penelitian
Linguistik Terapan
Dominasi bahasa Inggris dalam
publikasi penelitian linguistik terapan membawa dampak-beragam, baik positif
maupun negatif, terhadap perkembangan disiplin tersebut:
Pengaruh positif
- Memungkinkan pertukaran pengetahuan secara global: Dengan banyak
penelitian tersedia dalam bahasa Inggris, peneliti dari berbagai negara
dapat mengakses dan merujuk satu sama lain, mempercepat pertumbuhan
bidang.
- Memfasilitasi kolaborasi internasional dan standar metodologis yang
lebih terhubung: Bahasa yang sama (Inggris) mempermudah kolaborasi
antarnegara dan memunculkan konferensi, jurnal, dan asosiasi internasional
dengan satu “kata kerja” yang sama.
- Mendorong pengembangan terminologi dan kerangka teoritik yang dapat
dibagikan secara internasional.
Linguistik Terapan Jilid Pertama - Aco Nasir | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com)
Pengaruh negatif dan kritik
- Marginalisasi bahasa non-Inggris: Bahasa lain menjadi kurang terlihat
dalam literatur internasional, yang dapat menghambat penyebaran riset
lokal atau dalam konteks bahasa lain. Misalnya, Mos & Akoev (2019)
menunjukkan bahwa publikasi dalam bahasa selain Inggris kurang terlihat
dalam indeks sitasi global. arXiv
- Ketimpangan akses bagi peneliti non-penutur asli bahasa Inggris:
Peneliti yang berkarya dalam bahasa lain menghadapi hambatan tambahan
untuk diterbitkan dalam bahasa Inggris—yang memerlukan waktu, biaya, atau
dukungan editing – sehingga potensi kontribusi mereka terkikis. PMC+1
- Hegemoni epistemik dan imperialisme bahasa: Dominasi bahasa Inggris
dapat memperkuat posisi teori dan metodologi dari tradisi
Anglo-Amerika/Barat dan mengurangi ruang bagi perspektif lokal atau
non-Barat. Sebagai contoh, Zeng & Yang (2024) mengulas hegemoni bahasa
Inggris dalam konteks globalisasi. IDEAS/RePEc
- Disparitas sitasi: Studi menunjukkan bahwa artikel dalam bahasa
Inggris memperoleh sitasi lebih tinggi dibanding yang diterbitkan dalam
bahasa lain, menimbulkan tekanan bagi peneliti untuk “menulis dalam bahasa
Inggris” agar diakui. PMC+1
Secara keseluruhan, dominasi
bahasa Inggris memberi keuntungan akses dan jangkauan, tetapi juga menciptakan
tantangan keadilan epistemik dan hambatan bahasa yang nyata dalam penelitian
linguistik terapan.
3. Contoh
Publikasi Akademik yang Menunjukkan Dominasi Bahasa Inggris dalam Linguistik
Terapan
Beberapa contoh nyata yang
menunjukkan bagaimana bahasa Inggris mendominasi publikasi dalam bidang
linguistik terapan antara lain:
- Jurnal Applied Linguistics yang diterbitkan oleh Oxford University
Press sejak 1980. Jurnal ini sebagai salah satu papan atas dalam bidang
linguistik terapan—dan seperti banyak jurnal papan atas lainnya,
kapabilitas publikasi dalam bahasa Inggris sangat tinggi. Wikipedia
- Artikel “Publish (in English) or perish: The effect on citation rate
of using languages other than English in scientific publications” oleh Di
Bitetti & Ferreras (2016) yang tidak khusus pada linguistik terapan
tetapi pada publikasi ilmiah secara luas, menunjukkan bahwa artikel dalam
bahasa Inggris memiliki jumlah sitasi lebih banyak dibandingkan artikel
dalam bahasa lain. PMC
- Buku English as a Lingua Franca: Attitude and Identity oleh Jennifer
Jenkins (2007) mengangkat bagaimana bahasa Inggris diposisikan sebagai
medium utama komunikasi akademik dan praktik bahasa internasional. Goodreads+1
- Artikel-konferensi “A Study of Applied Linguistics and Its Historical
Implications: English Dominance” (Li et al., 2024) yang secara eksplisit
meneliti dominasi bahasa Inggris dalam linguistik terapan. Atlantis Press
Contoh-contoh tersebut memberikan
gambaran bahwa untuk bidang linguistik terapan, bahasa Inggris seringkali
menjadi “tonggak” publikasi, dan ini berimplikasi terhadap bagaimana riset
disusun, disebarkan, dan dikutip.
4. Apa Sikap
Para Editor terhadap Dominasi Bahasa Inggris dalam Publikasi Ilmiah?
Para editor jurnal ilmiah
memiliki beragam sikap terhadap dominasi bahasa Inggris—mulai dari adaptasi
hingga kritisisme—yang tercermin dalam kebijakan jurnal dan pandangan internal:
- Sebagian editor mengakui bahwa dominasi bahasa Inggris adalah
kenyataan pragmatis: bahwa publikasi dalam bahasa Inggris memberikan
peluang visibilitas global dan sitasi yang lebih besar, serta memperkuat
reputasi jurnal secara internasional. Sebagai contoh, Strauss (2017)
mencatat bahwa satu pendekatan pragmatis adalah membantu penulis
non-penutur asli Inggris untuk “menguasai” variasi bahasa Inggris yang
diterima dalam jurnal prestisius. MDPI
- Namun, banyak editor juga menyadari bahwa dominasi bahasa Inggris
membawa ketidakadilan linguistik. Studi terhadap kebijakan 736 jurnal
menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil yang menyatakan bahwa manuskrip
tidak akan ditolak hanya karena kualitas bahasa Inggris — menunjukkan bahwa
editor masih sering memandang bahasa Inggris sebagai filter kualitas. PMC
- Beberapa editor mengusulkan atau mempraktikkan kebijakan inklusif:
misalnya memberikan layanan editing bahasa Inggris, menerima abstrak atau
artikel dalam bahasa lokal selain Inggris, atau menginstruksikan reviewer
untuk menilai isi bukan aspek bahasa secara berlebihan. Studi dari
Educational Studies in Mathematics menemukan bahwa jurnal-terkenal memberi
dukungan kepada penulis dengan bahasa bukan Inggris. SpringerLink
- Sikap editor sering diwarnai oleh tension antara keinginan untuk
reputasi dan dampak internasional (yang seringkali berarti bahasa Inggris)
dengan tanggung jawab untuk memperluas akses dan diversitas linguistik.
Editors sering berada di persimpangan antara globalisasi akademik dan
pluralitas kebahasaan.
Secara ringkas, para editor
menerima dominasi bahasa Inggris sebagai realitas operasional, namun juga
bergulat dengan implikasi etis dan praktisnya.
5. Mengapa
Editor Merasa Perlu untuk Tetap Mempertahankan Publikasi dalam Bahasa Inggris
Meskipun Menyadari Dampak Hegemoninya?
Beberapa alasan mengapa
editor—meskipun sadar akan dampak hegemoninya—memilih tetap mempertahankan atau
bahkan menegaskan penggunaan bahasa Inggris sebagai medium publikasi adalah
sebagai berikut:
- Visibilitas dan reputasi jurnal: Jurnal yang menggunakan
bahasa Inggris cenderung memiliki audiens global, indeksasi internasional
yang lebih baik, dan sitasi yang lebih banyak, yang pada gilirannya
memperkuat reputasi jurnal. Editor memahami bahwa tanpa bahasa Inggris,
peluang untuk mencapai status “internasional” akan terbatas.
- Standar dan infrastruktur internasional: Banyak database, indeks sitasi, dan konsorsium penerbit mengutamakan
bahasa Inggris; untuk bersaing dalam ekosistem tersebut, jurnal mungkin
merasa wajib memakai bahasa Inggris. Hamel (2007) menyebut bahwa bahasa
Inggris telah menjadi “bahasa sains” de facto. Benjamins+1
- Permintaan dari penulis dan institusi: Banyak peneliti dari negara non-bahasa Inggris memilih menulis dalam
bahasa Inggris karena mereka ingin akses ke publikasi internasional dan
pengakuan. Editor menghadapi tekanan ini sebagai realitas pasar publikasi.
(Studi Di Bitetti & Ferreras, 2016) PMC
- Kemudahan komunikasi global: Bahasa Inggris
memungkinkan reviewer, penulis, pembaca dari berbagai negara untuk
menggunakan satu bahasa bersama—menyederhanakan proses peer review,
editorial, dan distribusi.
- Keterbatasan sumber daya untuk terjemahan atau multibahasa: Jurnal yang menerima banyak bahasa lokal harus menyediakan sumber
daya untuk editing, terjemahan, dan manajemen multibahasa—yang seringkali
mahal. Untuk efisiensi operasional, banyak editor memilih tetap pada
bahasa Inggris.
Dengan demikian, meskipun editor
menyadari bahwa dominasi bahasa Inggris membawa tantangan keadilan dan
diversitas, tekanan institusional, pasar publikasi, dan logika visibilitas
global membuat penggunaan bahasa Inggris tetap menjadi pilihan dominan dalam
praktik publikasi akademik.
Penutup
Melalui pembahasan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
- Bahasa Inggris telah mendominasi publikasi dalam bidang linguistik
terapan dan umum disebut sebagai medium utama pertukaran ilmiah global.
- Dominasi ini memengaruhi perkembangan riset, kolaborasi, dan akses
publikasi, namun juga membawa tantangan dalam hal keadilan linguistik dan
representasi non-Anglo.
- Editor jurnal memainkan peran penting—mereka berada di antara
kebutuhan visibilitas internasional dan tanggung jawab untuk
inklusivitas—dan meskipun menyadari dampak hegemoninya, mereka memilih
bahasa Inggris karena alasan pragmatis.
- Bagi blog Pusat Referensi Linguistik, pemahaman tentang
bagaimana bahasa Inggris mendominasi publikasi adalah penting untuk
memahami dinamika riset linguistik terapan dalam konteks Indonesia dan
global—termasuk implikasi bagi peneliti non-berbahasa Inggris.
Daftar Pustaka
Di Bitetti, M. S., &
Ferreras, J. A. (2016). Publish (in English) or perish: The effect on citation
rate of using languages other than English in scientific publications. AMBIO,
46(1), 121-127. https://doi.org/10.1007/s13280-016-0820-7 PMC
Hamel, R. E. (2007). The dominance of English in the international scientific
periodical literature and the future of language use in science. AILA Review,
20, 53-71. Benjamins
Mos K., & Akoev, M. (2019). Non-English language publications in citation
indexes - quantity and quality. arXiv. https://arxiv.org/abs/1907.06499 arXiv
Strauss, P. (2017). “It’s not the way we use English”—Can we resist the native
speaker stranglehold on academic publications? Publications, 5(4), 27. https://doi.org/10.3390/publications5040027 MDPI
Widdowson, H. G. (2005). Text, context, pretext: Critical issues in
discourse analysis. Blackwell. (Menyinggung ELF dan akademik Inggris) Wikipedia
Zeng, J., & Yang, J. (2024). English language hegemony: retrospect and
prospect. Humanities and Social Sciences Communications, 11(1), 1-9. https://doi.org/10.1057/s41599-024-02821-z IDEAS/RePEc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar