Rabu, 10 Desember 2025

Publikasi dan Hegemoni Bahasa Inggris

1. Alasan Sebagian Besar Publikasi dalam Bidang Linguistik Terapan Diterbitkan dalam Bahasa Inggris

Beberapa alasan utama mengapa hampir mayoritas publikasi di bidang Linguistik Terapan (applied linguistics) diterbitkan dalam bahasa Inggris antara lain:

  • Bahasa Inggris telah menjadi lingua franca akademik internasional, yang memungkinkan penyebaran riset ke audiens global. Sebagai bahasa yang paling banyak digunakan dalam publikasi ilmiah, publikasi dalam bahasa Inggris cenderung memperoleh jangkauan yang lebih luas. Misalnya, studi menunjukkan bahwa artikel yang diterbitkan dalam bahasa Inggris cenderung memperoleh sitasi lebih banyak dibandingkan yang diterbitkan dalam bahasa lain. PMC+1
  • Banyak jurnal bereputasi (high-impact) yang hanya menerima artikel dalam bahasa Inggris. Hal ini mendorong para peneliti, termasuk dari negara non-berbahasa Inggris, untuk menulis dalam bahasa Inggris agar dapat diterbitkan di jurnal yang lebih berpengaruh. (Hamel, 2007 dalam Hamel 2007 / Hamel 2013) dilaporkan bahwa >90 % publikasi internasional dalam sains ditulis dalam bahasa Inggris. Benjamins+1
  • Persepsi bahwa publikasi dalam bahasa Inggris akan meningkatkan visibilitas, reputasi, dan dampak akademik (impact) bagi peneliti dan institusinya. Sebagai contoh, penelitian tentang pilihan bahasa publikasi peneliti Tiongkok menunjukkan bahwa peneliti merasa bahwa menulis dalam bahasa Inggris akan meningkatkan reputasi karya mereka. PubMed
  • Infrastruktur penerbitan (misalnya penerbit besar, indeksasi, database sitasi) dan tuntutan evaluasi riset (seperti kriteria publikasi internasional) sering mengutamakan bahasa Inggris. Ini memunculkan efek pemilihan bahasa yang sistemik. PMC+1

Dengan demikian, kombinasi faktor ekonomi-institusional, reputasi akademik, infrastruktur penerbitan, dan tekanan global membuat bahasa Inggris mendominasi publikasi dalam bidang linguistik terapan.

2. Pengaruh Dominasi Bahasa Inggris terhadap Perkembangan dan Penyebaran Penelitian Linguistik Terapan

Dominasi bahasa Inggris dalam publikasi penelitian linguistik terapan membawa dampak-beragam, baik positif maupun negatif, terhadap perkembangan disiplin tersebut:

Pengaruh positif

  • Memungkinkan pertukaran pengetahuan secara global: Dengan banyak penelitian tersedia dalam bahasa Inggris, peneliti dari berbagai negara dapat mengakses dan merujuk satu sama lain, mempercepat pertumbuhan bidang.
  • Memfasilitasi kolaborasi internasional dan standar metodologis yang lebih terhubung: Bahasa yang sama (Inggris) mempermudah kolaborasi antarnegara dan memunculkan konferensi, jurnal, dan asosiasi internasional dengan satu “kata kerja” yang sama.
  • Mendorong pengembangan terminologi dan kerangka teoritik yang dapat dibagikan secara internasional.
  • Linguistik Terapan Jilid Pertama - Aco Nasir | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com)

Pengaruh negatif dan kritik

  • Marginalisasi bahasa non-Inggris: Bahasa lain menjadi kurang terlihat dalam literatur internasional, yang dapat menghambat penyebaran riset lokal atau dalam konteks bahasa lain. Misalnya, Mos & Akoev (2019) menunjukkan bahwa publikasi dalam bahasa selain Inggris kurang terlihat dalam indeks sitasi global. arXiv
  • Ketimpangan akses bagi peneliti non-penutur asli bahasa Inggris: Peneliti yang berkarya dalam bahasa lain menghadapi hambatan tambahan untuk diterbitkan dalam bahasa Inggris—yang memerlukan waktu, biaya, atau dukungan editing – sehingga potensi kontribusi mereka terkikis. PMC+1
  • Hegemoni epistemik dan imperialisme bahasa: Dominasi bahasa Inggris dapat memperkuat posisi teori dan metodologi dari tradisi Anglo-Amerika/Barat dan mengurangi ruang bagi perspektif lokal atau non-Barat. Sebagai contoh, Zeng & Yang (2024) mengulas hegemoni bahasa Inggris dalam konteks globalisasi. IDEAS/RePEc
  • Disparitas sitasi: Studi menunjukkan bahwa artikel dalam bahasa Inggris memperoleh sitasi lebih tinggi dibanding yang diterbitkan dalam bahasa lain, menimbulkan tekanan bagi peneliti untuk “menulis dalam bahasa Inggris” agar diakui. PMC+1

Secara keseluruhan, dominasi bahasa Inggris memberi keuntungan akses dan jangkauan, tetapi juga menciptakan tantangan keadilan epistemik dan hambatan bahasa yang nyata dalam penelitian linguistik terapan.

3. Contoh Publikasi Akademik yang Menunjukkan Dominasi Bahasa Inggris dalam Linguistik Terapan

Beberapa contoh nyata yang menunjukkan bagaimana bahasa Inggris mendominasi publikasi dalam bidang linguistik terapan antara lain:

  • Jurnal Applied Linguistics yang diterbitkan oleh Oxford University Press sejak 1980. Jurnal ini sebagai salah satu papan atas dalam bidang linguistik terapan—dan seperti banyak jurnal papan atas lainnya, kapabilitas publikasi dalam bahasa Inggris sangat tinggi. Wikipedia
  • Artikel “Publish (in English) or perish: The effect on citation rate of using languages other than English in scientific publications” oleh Di Bitetti & Ferreras (2016) yang tidak khusus pada linguistik terapan tetapi pada publikasi ilmiah secara luas, menunjukkan bahwa artikel dalam bahasa Inggris memiliki jumlah sitasi lebih banyak dibandingkan artikel dalam bahasa lain. PMC
  • Buku English as a Lingua Franca: Attitude and Identity oleh Jennifer Jenkins (2007) mengangkat bagaimana bahasa Inggris diposisikan sebagai medium utama komunikasi akademik dan praktik bahasa internasional. Goodreads+1
  • Artikel-konferensi “A Study of Applied Linguistics and Its Historical Implications: English Dominance” (Li et al., 2024) yang secara eksplisit meneliti dominasi bahasa Inggris dalam linguistik terapan. Atlantis Press

Contoh-contoh tersebut memberikan gambaran bahwa untuk bidang linguistik terapan, bahasa Inggris seringkali menjadi “tonggak” publikasi, dan ini berimplikasi terhadap bagaimana riset disusun, disebarkan, dan dikutip.

4. Apa Sikap Para Editor terhadap Dominasi Bahasa Inggris dalam Publikasi Ilmiah?

Para editor jurnal ilmiah memiliki beragam sikap terhadap dominasi bahasa Inggris—mulai dari adaptasi hingga kritisisme—yang tercermin dalam kebijakan jurnal dan pandangan internal:

  • Sebagian editor mengakui bahwa dominasi bahasa Inggris adalah kenyataan pragmatis: bahwa publikasi dalam bahasa Inggris memberikan peluang visibilitas global dan sitasi yang lebih besar, serta memperkuat reputasi jurnal secara internasional. Sebagai contoh, Strauss (2017) mencatat bahwa satu pendekatan pragmatis adalah membantu penulis non-penutur asli Inggris untuk “menguasai” variasi bahasa Inggris yang diterima dalam jurnal prestisius. MDPI
  • Namun, banyak editor juga menyadari bahwa dominasi bahasa Inggris membawa ketidakadilan linguistik. Studi terhadap kebijakan 736 jurnal menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil yang menyatakan bahwa manuskrip tidak akan ditolak hanya karena kualitas bahasa Inggris — menunjukkan bahwa editor masih sering memandang bahasa Inggris sebagai filter kualitas. PMC
  • Beberapa editor mengusulkan atau mempraktikkan kebijakan inklusif: misalnya memberikan layanan editing bahasa Inggris, menerima abstrak atau artikel dalam bahasa lokal selain Inggris, atau menginstruksikan reviewer untuk menilai isi bukan aspek bahasa secara berlebihan. Studi dari Educational Studies in Mathematics menemukan bahwa jurnal-terkenal memberi dukungan kepada penulis dengan bahasa bukan Inggris. SpringerLink
  • Sikap editor sering diwarnai oleh tension antara keinginan untuk reputasi dan dampak internasional (yang seringkali berarti bahasa Inggris) dengan tanggung jawab untuk memperluas akses dan diversitas linguistik. Editors sering berada di persimpangan antara globalisasi akademik dan pluralitas kebahasaan.

Secara ringkas, para editor menerima dominasi bahasa Inggris sebagai realitas operasional, namun juga bergulat dengan implikasi etis dan praktisnya.

5. Mengapa Editor Merasa Perlu untuk Tetap Mempertahankan Publikasi dalam Bahasa Inggris Meskipun Menyadari Dampak Hegemoninya?

Beberapa alasan mengapa editor—meskipun sadar akan dampak hegemoninya—memilih tetap mempertahankan atau bahkan menegaskan penggunaan bahasa Inggris sebagai medium publikasi adalah sebagai berikut:

  • Visibilitas dan reputasi jurnal: Jurnal yang menggunakan bahasa Inggris cenderung memiliki audiens global, indeksasi internasional yang lebih baik, dan sitasi yang lebih banyak, yang pada gilirannya memperkuat reputasi jurnal. Editor memahami bahwa tanpa bahasa Inggris, peluang untuk mencapai status “internasional” akan terbatas.
  • Standar dan infrastruktur internasional: Banyak database, indeks sitasi, dan konsorsium penerbit mengutamakan bahasa Inggris; untuk bersaing dalam ekosistem tersebut, jurnal mungkin merasa wajib memakai bahasa Inggris. Hamel (2007) menyebut bahwa bahasa Inggris telah menjadi “bahasa sains” de facto. Benjamins+1
  • Permintaan dari penulis dan institusi: Banyak peneliti dari negara non-bahasa Inggris memilih menulis dalam bahasa Inggris karena mereka ingin akses ke publikasi internasional dan pengakuan. Editor menghadapi tekanan ini sebagai realitas pasar publikasi. (Studi Di Bitetti & Ferreras, 2016) PMC
  • Kemudahan komunikasi global: Bahasa Inggris memungkinkan reviewer, penulis, pembaca dari berbagai negara untuk menggunakan satu bahasa bersama—menyederhanakan proses peer review, editorial, dan distribusi.
  • Keterbatasan sumber daya untuk terjemahan atau multibahasa: Jurnal yang menerima banyak bahasa lokal harus menyediakan sumber daya untuk editing, terjemahan, dan manajemen multibahasa—yang seringkali mahal. Untuk efisiensi operasional, banyak editor memilih tetap pada bahasa Inggris.

Dengan demikian, meskipun editor menyadari bahwa dominasi bahasa Inggris membawa tantangan keadilan dan diversitas, tekanan institusional, pasar publikasi, dan logika visibilitas global membuat penggunaan bahasa Inggris tetap menjadi pilihan dominan dalam praktik publikasi akademik.

 

Penutup

Melalui pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Bahasa Inggris telah mendominasi publikasi dalam bidang linguistik terapan dan umum disebut sebagai medium utama pertukaran ilmiah global.
  2. Dominasi ini memengaruhi perkembangan riset, kolaborasi, dan akses publikasi, namun juga membawa tantangan dalam hal keadilan linguistik dan representasi non-Anglo.
  3. Editor jurnal memainkan peran penting—mereka berada di antara kebutuhan visibilitas internasional dan tanggung jawab untuk inklusivitas—dan meskipun menyadari dampak hegemoninya, mereka memilih bahasa Inggris karena alasan pragmatis.
  4. Bagi blog Pusat Referensi Linguistik, pemahaman tentang bagaimana bahasa Inggris mendominasi publikasi adalah penting untuk memahami dinamika riset linguistik terapan dalam konteks Indonesia dan global—termasuk implikasi bagi peneliti non-berbahasa Inggris.

 

Daftar Pustaka

Di Bitetti, M. S., & Ferreras, J. A. (2016). Publish (in English) or perish: The effect on citation rate of using languages other than English in scientific publications. AMBIO, 46(1), 121-127. https://doi.org/10.1007/s13280-016-0820-7 PMC
Hamel, R. E. (2007). The dominance of English in the international scientific periodical literature and the future of language use in science. AILA Review, 20, 53-71. Benjamins
Mos K., & Akoev, M. (2019). Non-English language publications in citation indexes - quantity and quality. arXiv. https://arxiv.org/abs/1907.06499 arXiv
Strauss, P. (2017). “It’s not the way we use English”—Can we resist the native speaker stranglehold on academic publications? Publications, 5(4), 27. https://doi.org/10.3390/publications5040027 MDPI
Widdowson, H. G. (2005). Text, context, pretext: Critical issues in discourse analysis. Blackwell. (Menyinggung ELF dan akademik Inggris) Wikipedia
Zeng, J., & Yang, J. (2024). English language hegemony: retrospect and prospect. Humanities and Social Sciences Communications, 11(1), 1-9. https://doi.org/10.1057/s41599-024-02821-z IDEAS/RePEc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paradigma Linguistik Terapan

1. Perdebatan mengenai definisi linguistik terapan Bidang Linguistik Terapan (applied linguistics) telah lama mengalami perdebatan interna...