1. Argumen yang diajukan oleh editor untuk membantah anggapan bahwa buku mereka mencerminkan imperialisme budaya
Dalam literatur tentang publikasi
linguistik dan linguistik terapan, kritik yang sering muncul adalah bahwa
publikasi-berbahasa Inggris dan struktur pengetahuan yang dominan berasal dari
tradisi Anglo-Amerika mencerminkan bentuk imperialisme budaya atau epistemik. Misalnya,
publikasi yang menuntut “standar Inggris akademik” atau yang secara sistematis
menolak manuskrip non-Anglophone dapat dianggap sebagai memperkuat hegemoni
linguistik dan kultural. British Council+2Paradigm+2
Namun, para editor jurnal atau buku kadang-kala membantah anggapan ini dengan
sejumlah argumen, antara lain:
- Argumen pragmatis: Editor menyatakan bahwa
penggunaan bahasa Inggris sebagai medium publikasi adalah pilihan yang
bersifat praktis dan strategis, bukan upaya eksplisit untuk mendominasi
budaya. Bahasa Inggris dipandang sebagai “lingua franca akademik” yang
memungkinkan penelitian mencapai pembaca yang lebih luas dan memungkinkan
pertukaran pengetahuan antar-negara secara lebih efisien. Sebagai
contohnya, Strauss (2017) mencatat bahwa editor sering membenarkan standar
bahasa formal Inggris sebagai alat menjaga kualitas dan keterbacaan
internasional. MDPI
- Argumen aksesibilitas: Editor mengemukakan bahwa
dengan menulis dalam bahasa Inggris, hasil riset dari berbagai
negara—termasuk negara non-barat—dapat diakses oleh komunitas global.
Dengan demikian, publikasi berbahasa Inggris bukanlah bentuk dominasi
tunggal, melainkan alat inklusif untuk memperluas jangkauan. Sebagai
contoh, Hultgren (2019) menyatakan bahwa kendati tekanan terhadap penulis
non-penutur asli sulit, bahasa Inggris tetap dipakai karena alasan akses
global. MDPI
- Argumen kualitas dan efisiensi: Beberapa editor
berpendapat bahwa standar bahasa dan gaya dalam bahasa Inggris utama
(English as a Medium of Publication) membantu menjaga standar peer review,
pengindeksan, dan reputasi jurnal. Dengan demikian, pilihan bahasa Inggris
dianggap sebagai bagian dari manajemen kualitas penerbitan, bukan
semata-muatan budaya imperialistik.
- Argumen diversitas progresif: Editor juga sering
menunjukkan bahwa mereka menyadari tantangan linguistik dan sedang
mengusahakan kebijakan untuk menerima dan mendukung penulis dari latar
bahasa selain Inggris (misalnya melalui layanan editing bahasa Inggris,
review bahasa, dukungan penulis non-Inggris). Sebagai contohnya, survei
editor di bidang pendidikan matematika menunjukkan bahwa mereka menerima
tantangan “non-dominant English language authors” dan berusaha
meningkatkan inklusivitas. SpringerLink
Dengan demikian, meskipun kritik
terhadap imperialisme budaya bukanlah tanpa dasar, para editor membantah bahwa
buku atau jurnal mereka secara otomatis mencerminkan imperialisme, dengan
menekankan aspek praktis, aksesibilitas, kualitas dan inklusi.
| Linguistik Terapan Jilid Pertama - Aco Nasir | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com) |
2. Mengapa
menurut editor, hanya para sarjana dari Amerika Utara dan Inggris yang
berkontribusi dalam volume yang mereka susun?
Ketika editor menyusun sebuah volume
atau buku kolektif di bidang linguistik terapan, tidak jarang bahwa kontributor
utama berasal dari Amerika Utara (AS/Kanada) dan Inggris/Raja-Inggris.
Alasan-alasan yang sering dikemukakan oleh editor di antaranya:
- Persediaan riset dan jaringan akademik: Editor menunjukkan bahwa tradisi riset linguistik terapan yang
mapan, dana riset yang cukup, akses ke penerbit berbahasa Inggris, serta
jaringan akademik international cenderung terkonsentrasi di Amerika Utara
dan Inggris. Akibatnya, ketika volume disusun dengan target jangkauan
global, unsur kontributor dari wilayah ini lebih mudah diakses dan
diundang.
- Kemampuan berbahasa Inggris dan publikasi internasional: Kontribusi ke buku kolektif internasional biasanya memerlukan
kemampuan menulis dalam bahasa Inggris akademik, serta pengalaman dalam
publikasi internasional. Sarjana dari Amerika Utara dan Inggris umumnya
sudah terbiasa dalam konteks ini sehingga lebih mudah memenuhi kriteria.
- Waktu dan proses penerbitan: Editor mungkin menyusun
volume dengan deadline dan proses yang relatif padat, dan memilih
kontributor yang diketahui kualitasnya dan keandalannya — yang sering kali
berada di Amerika Utara/Inggris.
- Kurang representasi global dan kendala lokal: Editor biasanya menyadari bahwa keterwakilan dari negara-dan-wilayah
lain (Global South) kurang optimal karena kendala seperti biaya, kemampuan
bahasa Inggris, pengakuan akademik, atau akses jaringan internasional.
Editor kadang mengakui bahwa “hanya para sarjana dari Amerika Utara dan
Inggris yang saya kenal dan dapat dihubungi dalam waktu singkat” adalah
alasan praktis, bukan semata pilihan ideologis.
- Tujuan visibilitas internasional: Editor yang ingin
menjadikan volume sebagai karya dengan jangkauan internasional sering
memilih kontributor yang sudah mempunyai rekam jejak publikasi
internasional dalam bahasa Inggris. Hal ini karena reputasi volume akan
bergantung pada nama-nama kontributor yang dikenal secara global.
Secara ringkas, editor menyatakan
bahwa dominasi asal kontributor dari Amerika Utara dan Inggris lebih berasal
dari faktor jaringan, bahasa, akses, dan reputasi global daripada niat
imperialistik eksplisit — meskipun mereka sering mengaku bahwa pilihan ini
menghadirkan tantangan keadilan representasi dan pluralitas pengetahuan.
3. Apa dampak dari
kenyataan bahwa penelitian dalam linguistik terapan banyak dilakukan oleh
mereka yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris?
Fakta bahwa banyak penelitian di
bidang linguistik terapan (applied linguistics) dihasilkan oleh sarjana yang
tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris menimbulkan sejumlah
implikasi penting, baik positif maupun problematik:
Dampak positif
- Konsistensi metodologis dan terminologis: Karena tradisi akademik dan
penerbitan di Amerika Utara/Inggris mapan, penelitian cenderung mengikuti
standar metodologis yang diterima secara internasional, sehingga
memudahkan peer review, replikasi, dan sitasi.
- Jangkauan global: Dengan penulis yang berasal dari institusi yang
“terkenal” dan publikasi dalam bahasa Inggris, penelitian tersebut mudah
diakses oleh komunitas global dan memberi kontribusi pada pertumbuhan
literatur internasional.
Dampak problematik
- Epistemik monokultur dan bias metodologis: Penelitian yang dilakukan
oleh sarjana dari satu konteks (Amerika Utara/Inggris) cenderung
didasarkan pada asumsi, konteks sosial-budaya, dan bahasa yang khas
wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan generalisasi yang kurang
relevan untuk konteks lain (misalnya negara non-Inggris, budaya berbeda).
Sebagai Figueiredo & Martinez (2024) mencatat bahwa dominasi satu
bahasa dan satu sistem akademik mensyaratkan epistemologi yang seragam dan
menghambat keragaman metodologis. OUP Academic
- Ketimpangan representasi global: Sarjana dari negara lain (Global
South) yang mungkin memiliki konteks linguistik atau sosial yang relevan
kurang terlihat dalam publikasi internasional, sehingga pengetahuan mereka
kurang masuk ke literatur global. Hal ini dapat memperkuat posisi Amerika
Utara/Inggris sebagai “produsen” pengetahuan dan negara-lain sebagai
“konsumen”. Sebagai Nic Subtirelu (2016) mengamati bahwa sistem publikasi
yang mendukung bahasa Inggris sebagai standar “internasional” memberi
keuntungan bagi akademisi dari negara-bahasa Inggris. linguistic pulse
- Hambatan linguistik dan akses: Peneliti dari negara non-Inggris
dihadapkan pada hambatan tambahan seperti menulis dalam bahasa Inggris,
pengeditan bahasa, biaya penerbitan, dan bahkan bias reviewer atau editor
terhadap kualitas bahasa Inggris mereka. Hal ini terjadi meski tidak
selalu dianggap sebagai “diskriminasi” oleh semua pihak. SpringerLink+1
- Kurangnya konteks lokal dan ragam bahasa: Jika sebagian besar penelitian
berasal dari konteks Anglo-Amerika, maka ragam bahasa, kebijakan bahasa,
praktik bilingualisme atau multilingualisme di negara lain mendapat
perhatian yang lebih sedikit atau diinterpretasikan melalui lensa
Anglo-Amerika, yang mungkin kurang akurat atau kurang sensitif terhadap
konteks lokal.
Karena itu, kenyataan tersebut
menuntut refleksi kritis: apakah bidang linguistik terapan benar-benar global
dalam hal sudut pandang, metode, dan suara penelitiannya? Atau apakah ia tetap
terperangkap dalam hegemoni satu wilayah bahasa dan institusi?
4. Mengatasi
ketimpangan dalam penyebaran penelitian linguistik terapan di berbagai bahasa
Untuk mengatasi ketimpangan
representasi dan penyebaran penelitian linguistik terapan yang berlebihan dalam
bahasa Inggris atau dari institusi Anglo-Amerika, beberapa pendekatan dan
strategi telah diusulkan:
- Memperluas akses publikasi multibahasa: Jurnal dan penerbit didorong untuk menerima artikel dalam bahasa
selain Inggris, atau menyediakan terjemahan abstrak dan artikel penuh ke
dalam bahasa lokal. Ini akan membuka akses bagi peneliti yang berbahasa
non-Inggris dan pembaca dalam komunitas mereka. Sebagai Steigerwald (2022)
mengusulkan, “translation and the promotion of multilingual science”
menjadi salah satu strategi penting. OUP Academic
- Dukungan penulis non-bahasa Inggris: Jurnal dapat menyediakan
layanan editing bahasa Inggris, mentoring penulis, atau kebijakan review
yang lebih sensitif terhadap variasi bahasa dan budaya. Studi editor dalam
bidang matematika menunjukkan bahwa journal-terkemuka mulai menerapkan
dukungan untuk “English non-dominant language authors”. SpringerLink
- Mendiversifikasi komite editorial dan reviewer: Memasukkan editor dan reviewer dari berbagai negara, bahasa, dan
tradisi penelitian akan membantu mengurangi bias institusional serta
memperluas sudut pandang metodologis dan tematik.
- Mengembangkan jurnal regional dan lokal dengan reputasi yang meningkat: Mendukung jurnal yang menggunakan bahasa lokal atau bilingual dengan
pembiayaan, strategi indeksasi, dan publikasi terbuka sehingga penelitian
lokal dapat menjadi bagian dari literatur global.
- Mendorong kolaborasi internasional yang inklusif: Peneliti dari negara non‐Inggris dapat dilibatkan dalam proyek bersama dengan institusi
Anglo-Amerika, tetapi dengan kedudukan yang setara (co-investigator,
co-pengarang) dan bukan sebagai mitra subordinat.
- Mengedukasi reviewer dan editor tentang bias linguistik dan hegemoni
bahasa: Reviewer dan editor perlu dilatih agar tidak menolak karya hanya
karena bahasa Inggris penulis kurang Native-like atau karena konteks lokal
dianggap “kurang standar”, melainkan menilai isi penelitian secara
kontekstual. Sebagai Staiman et al. (2022) menegaskan, “publishers need to
examine their biases …” dalam proses penerbitan. Times Higher Education (THE)
- Mendorong penelitian tentang bahasa-publikasi dan ekuitas linguistik: Dengan lebih banyak penelitian yang memetakan bagaimana bahasa
dominan mempengaruhi penyebaran pengetahuan, maka kebijakan yang lebih
adil dapat dirancang.
Melalui strategi-strategi semacam
ini, ketimpangan linguistik dan representasi dapat perlahan ditekan, dan bidang
linguistik terapan dapat berkembang menuju pluralitas bahasa dan tradisi
penelitian yang lebih adil.
5. Solusi
potensial untuk mengurangi dominasi bahasa Inggris dalam publikasi akademik di
bidang linguistik terapan
Meminimalkan dominasi bahasa
Inggris bukan berarti menghapus bahasa Inggris sebagai medium publikasi,
melainkan menciptakan ekosistem publikasi yang lebih seimbang dan adil.
Beberapa solusi potensial yang telah diusulkan meliputi:
- Publikasi bilinggual atau multibahasa: Jurnal internasional dapat menyediakan opsi untuk artikel
diterbitkan dalam bahasa Inggris dan bahasa lokal (misalnya artikel
asli + versi terjemahan), atau menyediakan abstrak dan ringkasan dalam
berbagai bahasa.
- Indeksasi dan pengakuan penelitian dalam bahasa lokal: Database sitasi dan indeks internasional perlu diubah sehingga
jurnal-bahasa lokal memiliki peluang pengakuan yang setara dengan jurnal
berbahasa Inggris. Hal ini akan mengurangi tekanan bagi penulis untuk
menulis dalam bahasa Inggris demi “pengakuan internasional”.
- Pembiayaan dan dukungan untuk editing serta penerjemahan: Sponsor, universitas, atau penerbit dapat menyediakan dana untuk
editing bahasa Inggris atau penerjemahan gratis bagi penulis dari negara
non-Anglophone.
- Mentransfer privileg bahasa ke bahasa lain: Dengan mempromosikan jurnal yang menggunakan bahasa selain Inggris
sebagai bahasa utama, dan menyediakan platform komunikasi ilmiah
multibahasa, maka komunitas global dapat tumbuh tanpa bergantung hanya
pada bahasa Inggris. Sebagai penulis Steigerwald (2022) menyebut bahwa “a
vision for a multilingual future” diperlukan. OUP Academic
- Mengubah kriteria evaluasi publikasi akademik: Universitas dan lembaga riset dalam negara non-Inggris dapat
mengubah kebijakan pengukuran kinerja (research output) agar tidak hanya
melihat publikasi dalam bahasa Inggris atau jurnal bereputasi Barat saja,
tetapi juga penelitian yang diterbitkan dalam bahasa lokal atau yang
relevan secara kontekstual.
- Mengedukasi komunitas akademik tentang keadilan linguistik: Konferensi, asosiasi bidang (termasuk linguistik terapan) dapat
mengadakan sesi khusus mengenai “publishing multilinguality”, “linguistic
hegemony in academic publishing”, dan menumbuhkan kesadaran bahwa
kontribusi non-Anglophone sama pentingnya.
- Teknologi penerjemahan & open access multibahasa: Teknologi seperti penerjemahan mesin, platform open access
multibahasa, dan repositori artikel multibahasa dapat membantu
memfasilitasi penyebaran penelitian dalam berbagai bahasa. Namun, perlu
diingat bahwa penerjemahan saja tidak cukup jika epistemologi, metode, dan
konteks lokal tidak diakui. OUP Academic+1
Jika langkah-langkah ini
diimplementasikan secara sistemik — oleh penerbit, editor, institusi akademik,
dan peneliti — maka dominasi bahasa Inggris dapat dikurangi secara bertahap,
membuka ruang bagi pluralitas linguistik dan epistemik dalam bidang linguistik
terapan.
Penutup
Melalui pembahasan di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
- Editor publikasi linguistik terapan memiliki argumen yang sah untuk
membantah bahwa buku atau jurnal mereka secara otomatis mencerminkan
imperialisme budaya — dengan menekankan aspek pragmatis, aksesibilitas,
kualitas dan inklusi.
- Namun, fakta bahwa banyak kontributor berasal dari Amerika
Utara/Inggris juga membawa implikasi penting: bias representasi, epistemik
monokultur, dan hambatan akses bagi peneliti non-Inggris.
- Dampak nyata dari dominasi penelitian dari wilayah Anglo-Amerika
mencakup pengaruh terhadap metode, perspektif, bahasa publikasi, dan akses
global—hal yang menuntut refleksi kritis dalam disiplin linguistik
terapan.
- Untuk mengatasi ketimpangan, diperlukan strategi sistemik — seperti
publikasi multibahasa, dukungan penulis non-Inggris, diversifikasi komite
editorial, indeksasi terhadap jurnal lokal, dan perubahan kebijakan
evaluasi akademik.
- Solusi-potensial telah diidentifikasi dan semakin banyak ditawarkan
oleh literatur publikasi akademik, namun implementasi nyata masih
memerlukan komitmen bersama dari semua pemangku kepentingan.
Bagi blog Pusat Referensi
Linguistik, bab ini penting untuk menyoroti bahwa selain “apa itu
linguistik terapan”, pembaca juga perlu memahami dinamika publikasi, bahasa,
representasi, dan keadilan epistemik dalam bidang ini — terutama relevan bagi
penelitian linguistik terapan di Indonesia atau Asia-Pasifik.
Daftar Pustaka
Al-Kahtany, A., & Alhamami,
M. (2022). Linguistic hegemony and English in higher education. Sustainable
Multilingualism, 20(1). https://doi.org/10.2478/sm-2022-0002 Paradigm+1
Burns, A. (2013, April 10). Is English a form of linguistic imperialism? British
Council Voices Magazine. Retrieved from https://www.britishcouncil.org/voices-magazine/english-form-linguistic-imperialism
British Council
Hultgren, A. K. (2019). English as the language for academic publication: On
equity, disadvantage and ‘non-nativeness’ as a red herring. Publications,
7(2), 31. https://doi.org/10.3390/publications7020031 MDPI
Steigerwald, E. (2022). Overcoming language barriers in academia: Machine
translation tools and a vision for a multilingual future. BioScience,
72(10), 988-6653151. https://academic.oup.com/bioscience/article/72/10/988/6653151
OUP Academic
Strauss, P. (2017). “It’s not the way we use English” – can we resist the
native speaker stranglehold on academic publications? Publications,
5(4), 27. https://doi.org/10.3390/publications5040027 MDPI
Staiman, A., Petray, M. J., & Clements, G. (2022, February 7). We must end
linguistic discrimination in academic publishing. Times Higher Education.
Retrieved from https://www.timeshighereducation.com/blog/we-must-end-linguistic-discrimination-academic-publishing
Times Higher Education (THE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar