Kamis, 11 Desember 2025

Implikasi dan Kritik

1. Argumen yang diajukan oleh editor untuk membantah anggapan bahwa buku mereka mencerminkan imperialisme budaya

Dalam literatur tentang publikasi linguistik dan linguistik terapan, kritik yang sering muncul adalah bahwa publikasi-berbahasa Inggris dan struktur pengetahuan yang dominan berasal dari tradisi Anglo-Amerika mencerminkan bentuk imperialisme budaya atau epistemik. Misalnya, publikasi yang menuntut “standar Inggris akademik” atau yang secara sistematis menolak manuskrip non-Anglophone dapat dianggap sebagai memperkuat hegemoni linguistik dan kultural. British Council+2Paradigm+2
Namun, para editor jurnal atau buku kadang-kala membantah anggapan ini dengan sejumlah argumen, antara lain:

  • Argumen pragmatis: Editor menyatakan bahwa penggunaan bahasa Inggris sebagai medium publikasi adalah pilihan yang bersifat praktis dan strategis, bukan upaya eksplisit untuk mendominasi budaya. Bahasa Inggris dipandang sebagai “lingua franca akademik” yang memungkinkan penelitian mencapai pembaca yang lebih luas dan memungkinkan pertukaran pengetahuan antar-negara secara lebih efisien. Sebagai contohnya, Strauss (2017) mencatat bahwa editor sering membenarkan standar bahasa formal Inggris sebagai alat menjaga kualitas dan keterbacaan internasional. MDPI
  • Argumen aksesibilitas: Editor mengemukakan bahwa dengan menulis dalam bahasa Inggris, hasil riset dari berbagai negara—termasuk negara non-barat—dapat diakses oleh komunitas global. Dengan demikian, publikasi berbahasa Inggris bukanlah bentuk dominasi tunggal, melainkan alat inklusif untuk memperluas jangkauan. Sebagai contoh, Hultgren (2019) menyatakan bahwa kendati tekanan terhadap penulis non-penutur asli sulit, bahasa Inggris tetap dipakai karena alasan akses global. MDPI
  • Argumen kualitas dan efisiensi: Beberapa editor berpendapat bahwa standar bahasa dan gaya dalam bahasa Inggris utama (English as a Medium of Publication) membantu menjaga standar peer review, pengindeksan, dan reputasi jurnal. Dengan demikian, pilihan bahasa Inggris dianggap sebagai bagian dari manajemen kualitas penerbitan, bukan semata-muatan budaya imperialistik.
  • Argumen diversitas progresif: Editor juga sering menunjukkan bahwa mereka menyadari tantangan linguistik dan sedang mengusahakan kebijakan untuk menerima dan mendukung penulis dari latar bahasa selain Inggris (misalnya melalui layanan editing bahasa Inggris, review bahasa, dukungan penulis non-Inggris). Sebagai contohnya, survei editor di bidang pendidikan matematika menunjukkan bahwa mereka menerima tantangan “non-dominant English language authors” dan berusaha meningkatkan inklusivitas. SpringerLink

Dengan demikian, meskipun kritik terhadap imperialisme budaya bukanlah tanpa dasar, para editor membantah bahwa buku atau jurnal mereka secara otomatis mencerminkan imperialisme, dengan menekankan aspek praktis, aksesibilitas, kualitas dan inklusi.


Linguistik Terapan Jilid Pertama - Aco Nasir | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com)


2. Mengapa menurut editor, hanya para sarjana dari Amerika Utara dan Inggris yang berkontribusi dalam volume yang mereka susun?

Ketika editor menyusun sebuah volume atau buku kolektif di bidang linguistik terapan, tidak jarang bahwa kontributor utama berasal dari Amerika Utara (AS/Kanada) dan Inggris/Raja­-Inggris. Alasan-alasan yang sering dikemukakan oleh editor di antaranya:

  • Persediaan riset dan jaringan akademik: Editor menunjukkan bahwa tradisi riset linguistik terapan yang mapan, dana riset yang cukup, akses ke penerbit berbahasa Inggris, serta jaringan akademik international cenderung terkonsentrasi di Amerika Utara dan Inggris. Akibatnya, ketika volume disusun dengan target jangkauan global, unsur kontributor dari wilayah ini lebih mudah diakses dan diundang.
  • Kemampuan berbahasa Inggris dan publikasi internasional: Kontribusi ke buku kolektif internasional biasanya memerlukan kemampuan menulis dalam bahasa Inggris akademik, serta pengalaman dalam publikasi internasional. Sarjana dari Amerika Utara dan Inggris umumnya sudah terbiasa dalam konteks ini sehingga lebih mudah memenuhi kriteria.
  • Waktu dan proses penerbitan: Editor mungkin menyusun volume dengan deadline dan proses yang relatif padat, dan memilih kontributor yang diketahui kualitasnya dan keandalannya — yang sering kali berada di Amerika Utara/Inggris.
  • Kurang representasi global dan kendala lokal: Editor biasanya menyadari bahwa keterwakilan dari negara-dan-wilayah lain (Global South) kurang optimal karena kendala seperti biaya, kemampuan bahasa Inggris, pengakuan akademik, atau akses jaringan internasional. Editor kadang mengakui bahwa “hanya para sarjana dari Amerika Utara dan Inggris yang saya kenal dan dapat dihubungi dalam waktu singkat” adalah alasan praktis, bukan semata pilihan ideologis.
  • Tujuan visibilitas internasional: Editor yang ingin menjadikan volume sebagai karya dengan jangkauan internasional sering memilih kontributor yang sudah mempunyai rekam jejak publikasi internasional dalam bahasa Inggris. Hal ini karena reputasi volume akan bergantung pada nama-nama kontributor yang dikenal secara global.

Secara ringkas, editor menyatakan bahwa dominasi asal kontributor dari Amerika Utara dan Inggris lebih berasal dari faktor jaringan, bahasa, akses, dan reputasi global daripada niat imperialistik eksplisit — meskipun mereka sering mengaku bahwa pilihan ini menghadirkan tantangan keadilan representasi dan pluralitas pengetahuan.

3. Apa dampak dari kenyataan bahwa penelitian dalam linguistik terapan banyak dilakukan oleh mereka yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris?

Fakta bahwa banyak penelitian di bidang linguistik terapan (applied linguistics) dihasilkan oleh sarjana yang tinggal atau dilatih di Amerika Utara dan Inggris menimbulkan sejumlah implikasi penting, baik positif maupun problematik:

Dampak positif

  • Konsistensi metodologis dan terminologis: Karena tradisi akademik dan penerbitan di Amerika Utara/Inggris mapan, penelitian cenderung mengikuti standar metodologis yang diterima secara internasional, sehingga memudahkan peer review, replikasi, dan sitasi.
  • Jangkauan global: Dengan penulis yang berasal dari institusi yang “terkenal” dan publikasi dalam bahasa Inggris, penelitian tersebut mudah diakses oleh komunitas global dan memberi kontribusi pada pertumbuhan literatur internasional.

Dampak problematik

  • Epistemik monokultur dan bias metodologis: Penelitian yang dilakukan oleh sarjana dari satu konteks (Amerika Utara/Inggris) cenderung didasarkan pada asumsi, konteks sosial-budaya, dan bahasa yang khas wilayah tersebut. Hal ini dapat menyebabkan generalisasi yang kurang relevan untuk konteks lain (misalnya negara non-Inggris, budaya berbeda). Sebagai Figueiredo & Martinez (2024) mencatat bahwa dominasi satu bahasa dan satu sistem akademik mensyaratkan epistemologi yang seragam dan menghambat keragaman metodologis. OUP Academic
  • Ketimpangan representasi global: Sarjana dari negara lain (Global South) yang mungkin memiliki konteks linguistik atau sosial yang relevan kurang terlihat dalam publikasi internasional, sehingga pengetahuan mereka kurang masuk ke literatur global. Hal ini dapat memperkuat posisi Amerika Utara/Inggris sebagai “produsen” pengetahuan dan negara-lain sebagai “konsumen”. Sebagai Nic Subtirelu (2016) mengamati bahwa sistem publikasi yang mendukung bahasa Inggris sebagai standar “internasional” memberi keuntungan bagi akademisi dari negara-bahasa Inggris. linguistic pulse
  • Hambatan linguistik dan akses: Peneliti dari negara non-Inggris dihadapkan pada hambatan tambahan seperti menulis dalam bahasa Inggris, pengeditan bahasa, biaya penerbitan, dan bahkan bias reviewer atau editor terhadap kualitas bahasa Inggris mereka. Hal ini terjadi meski tidak selalu dianggap sebagai “diskriminasi” oleh semua pihak. SpringerLink+1
  • Kurangnya konteks lokal dan ragam bahasa: Jika sebagian besar penelitian berasal dari konteks Anglo-Amerika, maka ragam bahasa, kebijakan bahasa, praktik bilingualisme atau multilingualisme di negara lain mendapat perhatian yang lebih sedikit atau diinterpretasikan melalui lensa Anglo-Amerika, yang mungkin kurang akurat atau kurang sensitif terhadap konteks lokal.

Karena itu, kenyataan tersebut menuntut refleksi kritis: apakah bidang linguistik terapan benar-benar global dalam hal sudut pandang, metode, dan suara penelitiannya? Atau apakah ia tetap terperangkap dalam hegemoni satu wilayah bahasa dan institusi?

4. Mengatasi ketimpangan dalam penyebaran penelitian linguistik terapan di berbagai bahasa

Untuk mengatasi ketimpangan representasi dan penyebaran penelitian linguistik terapan yang berlebihan dalam bahasa Inggris atau dari institusi Anglo-Amerika, beberapa pendekatan dan strategi telah diusulkan:

  • Memperluas akses publikasi multibahasa: Jurnal dan penerbit didorong untuk menerima artikel dalam bahasa selain Inggris, atau menyediakan terjemahan abstrak dan artikel penuh ke dalam bahasa lokal. Ini akan membuka akses bagi peneliti yang berbahasa non-Inggris dan pembaca dalam komunitas mereka. Sebagai Steigerwald (2022) mengusulkan, “translation and the promotion of multilingual science” menjadi salah satu strategi penting. OUP Academic
  • Dukungan penulis non-bahasa Inggris: Jurnal dapat menyediakan layanan editing bahasa Inggris, mentoring penulis, atau kebijakan review yang lebih sensitif terhadap variasi bahasa dan budaya. Studi editor dalam bidang matematika menunjukkan bahwa journal-terkemuka mulai menerapkan dukungan untuk “English non-dominant language authors”. SpringerLink
  • Mendiversifikasi komite editorial dan reviewer: Memasukkan editor dan reviewer dari berbagai negara, bahasa, dan tradisi penelitian akan membantu mengurangi bias institusional serta memperluas sudut pandang metodologis dan tematik.
  • Mengembangkan jurnal regional dan lokal dengan reputasi yang meningkat: Mendukung jurnal yang menggunakan bahasa lokal atau bilingual dengan pembiayaan, strategi indeksasi, dan publikasi terbuka sehingga penelitian lokal dapat menjadi bagian dari literatur global.
  • Mendorong kolaborasi internasional yang inklusif: Peneliti dari negara nonInggris dapat dilibatkan dalam proyek bersama dengan institusi Anglo-Amerika, tetapi dengan kedudukan yang setara (co-investigator, co-pengarang) dan bukan sebagai mitra subordinat.
  • Mengedukasi reviewer dan editor tentang bias linguistik dan hegemoni bahasa: Reviewer dan editor perlu dilatih agar tidak menolak karya hanya karena bahasa Inggris penulis kurang Native-like atau karena konteks lokal dianggap “kurang standar”, melainkan menilai isi penelitian secara kontekstual. Sebagai Staiman et al. (2022) menegaskan, “publishers need to examine their biases …” dalam proses penerbitan. Times Higher Education (THE)
  • Mendorong penelitian tentang bahasa-publikasi dan ekuitas linguistik: Dengan lebih banyak penelitian yang memetakan bagaimana bahasa dominan mempengaruhi penyebaran pengetahuan, maka kebijakan yang lebih adil dapat dirancang.

Melalui strategi-strategi semacam ini, ketimpangan linguistik dan representasi dapat perlahan ditekan, dan bidang linguistik terapan dapat berkembang menuju pluralitas bahasa dan tradisi penelitian yang lebih adil.

5. Solusi potensial untuk mengurangi dominasi bahasa Inggris dalam publikasi akademik di bidang linguistik terapan

Meminimalkan dominasi bahasa Inggris bukan berarti menghapus bahasa Inggris sebagai medium publikasi, melainkan menciptakan ekosistem publikasi yang lebih seimbang dan adil. Beberapa solusi potensial yang telah diusulkan meliputi:

  • Publikasi biling­gual atau multibahasa: Jurnal internasional dapat menyediakan opsi untuk artikel diterbitkan dalam bahasa Inggris dan bahasa lokal (misalnya artikel asli + versi terjemahan), atau menyediakan abstrak dan ringkasan dalam berbagai bahasa.
  • Indeksasi dan pengakuan penelitian dalam bahasa lokal: Database sitasi dan indeks internasional perlu diubah sehingga jurnal-bahasa lokal memiliki peluang pengakuan yang setara dengan jurnal berbahasa Inggris. Hal ini akan mengurangi tekanan bagi penulis untuk menulis dalam bahasa Inggris demi “pengakuan internasional”.
  • Pembiayaan dan dukungan untuk editing serta penerjemahan: Sponsor, universitas, atau penerbit dapat menyediakan dana untuk editing bahasa Inggris atau penerjemahan gratis bagi penulis dari negara non-Anglophone.
  • Mentransfer privileg bahasa ke bahasa lain: Dengan mempromosikan jurnal yang menggunakan bahasa selain Inggris sebagai bahasa utama, dan menyediakan platform komunikasi ilmiah multibahasa, maka komunitas global dapat tumbuh tanpa bergantung hanya pada bahasa Inggris. Sebagai penulis Steigerwald (2022) menyebut bahwa “a vision for a multilingual future” diperlukan. OUP Academic
  • Mengubah kriteria evaluasi publikasi akademik: Universitas dan lembaga riset dalam negara non-Inggris dapat mengubah kebijakan pengukuran kinerja (research output) agar tidak hanya melihat publikasi dalam bahasa Inggris atau jurnal bereputasi Barat saja, tetapi juga penelitian yang diterbitkan dalam bahasa lokal atau yang relevan secara kontekstual.
  • Mengedukasi komunitas akademik tentang keadilan linguistik: Konferensi, asosiasi bidang (termasuk linguistik terapan) dapat mengadakan sesi khusus mengenai “publishing multilinguality”, “linguistic hegemony in academic publishing”, dan menumbuhkan kesadaran bahwa kontribusi non-Anglophone sama pentingnya.
  • Teknologi penerjemahan & open access multibahasa: Teknologi seperti penerjemahan mesin, platform open access multibahasa, dan repositori artikel multibahasa dapat membantu memfasilitasi penyebaran penelitian dalam berbagai bahasa. Namun, perlu diingat bahwa penerjemahan saja tidak cukup jika epistemologi, metode, dan konteks lokal tidak diakui. OUP Academic+1

Jika langkah-langkah ini diimplementasikan secara sistemik — oleh penerbit, editor, institusi akademik, dan peneliti — maka dominasi bahasa Inggris dapat dikurangi secara bertahap, membuka ruang bagi pluralitas linguistik dan epistemik dalam bidang linguistik terapan.

 

Penutup

Melalui pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Editor publikasi linguistik terapan memiliki argumen yang sah untuk membantah bahwa buku atau jurnal mereka secara otomatis mencerminkan imperialisme budaya — dengan menekankan aspek pragmatis, aksesibilitas, kualitas dan inklusi.
  2. Namun, fakta bahwa banyak kontributor berasal dari Amerika Utara/Inggris juga membawa implikasi penting: bias representasi, epistemik monokultur, dan hambatan akses bagi peneliti non-Inggris.
  3. Dampak nyata dari dominasi penelitian dari wilayah Anglo-Amerika mencakup pengaruh terhadap metode, perspektif, bahasa publikasi, dan akses global—hal yang menuntut refleksi kritis dalam disiplin linguistik terapan.
  4. Untuk mengatasi ketimpangan, diperlukan strategi sistemik — seperti publikasi multibahasa, dukungan penulis non-Inggris, diversifikasi komite editorial, indeksasi terhadap jurnal lokal, dan perubahan kebijakan evaluasi akademik.
  5. Solusi-potensial telah diidentifikasi dan semakin banyak ditawarkan oleh literatur publikasi akademik, namun implementasi nyata masih memerlukan komitmen bersama dari semua pemangku kepentingan.

Bagi blog Pusat Referensi Linguistik, bab ini penting untuk menyoroti bahwa selain “apa itu linguistik terapan”, pembaca juga perlu memahami dinamika publikasi, bahasa, representasi, dan keadilan epistemik dalam bidang ini — terutama relevan bagi penelitian linguistik terapan di Indonesia atau Asia-Pasifik.

 

Daftar Pustaka

Al-Kahtany, A., & Alhamami, M. (2022). Linguistic hegemony and English in higher education. Sustainable Multilingualism, 20(1). https://doi.org/10.2478/sm-2022-0002 Paradigm+1
Burns, A. (2013, April 10). Is English a form of linguistic imperialism? British Council Voices Magazine. Retrieved from https://www.britishcouncil.org/voices-magazine/english-form-linguistic-imperialism British Council
Hultgren, A. K. (2019). English as the language for academic publication: On equity, disadvantage and ‘non-nativeness’ as a red herring. Publications, 7(2), 31. https://doi.org/10.3390/publications7020031 MDPI
Steigerwald, E. (2022). Overcoming language barriers in academia: Machine translation tools and a vision for a multilingual future. BioScience, 72(10), 988-6653151. https://academic.oup.com/bioscience/article/72/10/988/6653151 OUP Academic
Strauss, P. (2017). “It’s not the way we use English” – can we resist the native speaker stranglehold on academic publications? Publications, 5(4), 27. https://doi.org/10.3390/publications5040027 MDPI
Staiman, A., Petray, M. J., & Clements, G. (2022, February 7). We must end linguistic discrimination in academic publishing. Times Higher Education. Retrieved from https://www.timeshighereducation.com/blog/we-must-end-linguistic-discrimination-academic-publishing Times Higher Education (THE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paradigma Linguistik Terapan

1. Perdebatan mengenai definisi linguistik terapan Bidang Linguistik Terapan (applied linguistics) telah lama mengalami perdebatan interna...