Bahasa merupakan alat komunikasi yang dinamis. Ia selalu berubah dan berkembang seiring dengan perubahan masyarakat penuturnya. Tidak ada bahasa yang benar-benar seragam karena bahasa hidup dalam konteks sosial, budaya, geografis, dan situasional yang berbeda-beda. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa dengan cara yang bervariasi, tergantung pada siapa yang diajak berbicara, di mana, dan untuk tujuan apa. Fenomena ini dikenal sebagai variasi dan ragam bahasa.
Artikel ini
akan membahas secara mendalam tentang konsep variasi dan ragam bahasa, meliputi
dialek, idiolek, sosiolek, dan register, serta bagaimana situasi komunikasi
memengaruhi pemakaian bahasa. Di akhir tulisan, akan dibahas pula contoh nyata
variasi bahasa remaja di media sosial yang menjadi cerminan perubahan
linguistik di era digital.
![]() |
| Sosiolinguistik oleh Aco Nasir - Buku Terbaru 2025 | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com) |
1.
Pengertian Variasi dan Ragam Bahasa
Secara umum,
variasi bahasa adalah bentuk perbedaan dalam pemakaian bahasa yang
muncul karena faktor-faktor tertentu, seperti daerah, sosial, profesi, situasi,
atau individu. Variasi ini tidak berarti bahwa satu bentuk lebih “benar” dari
yang lain, melainkan menunjukkan kekayaan dan keanekaragaman bahasa sebagai
sistem komunikasi manusia.
Sementara
itu, ragam bahasa mengacu pada bentuk bahasa yang disesuaikan dengan situasi
dan konteks pemakaian. Ragam bahasa bisa bersifat formal, nonformal, atau
santai, tergantung kepada siapa dan dalam konteks apa bahasa itu digunakan.
Misalnya, cara berbicara dosen dalam seminar akademik tentu berbeda dengan cara
berbicara orang tua kepada anak di rumah.
Ahli
linguistik seperti Chaer dan Agustina (2010) menjelaskan bahwa variasi
bahasa dapat muncul karena dua hal utama:
- Faktor penutur (siapa yang menggunakan bahasa)
- Faktor situasi (dalam konteks apa bahasa digunakan)
2.
Jenis-Jenis Variasi Bahasa
Variasi
bahasa dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk, di antaranya dialek,
idiolek, sosiolek, dan register. Masing-masing memiliki
ciri khas dan fungsi sosial yang berbeda.
a. Dialek
Dialek adalah
variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok penutur yang berbeda berdasarkan
wilayah geografis. Misalnya, bahasa Indonesia yang digunakan di Jakarta
berbeda dengan yang digunakan di Makassar atau Medan. Perbedaan tersebut bisa
muncul pada tataran pelafalan (fonologi), kosakata (leksikon),
atau tata bahasa (morfologi dan sintaksis).
Contoh:
- Bahasa Indonesia di Jakarta: nggak tahu, makan
dulu yuk.
- Bahasa Indonesia di Makassar: ndak tau, makan
dulu mi.
- Bahasa Indonesia di Jawa Tengah: ora ngerti,
mangan disik.
Meskipun
artinya sama, bentuk bahasanya berbeda karena pengaruh lingkungan linguistik
dan budaya setempat. Dialek menunjukkan identitas kedaerahan dan sering menjadi
kebanggaan lokal bagi para penuturnya.
b. Idiolek
Idiolek adalah
variasi bahasa yang bersifat individual, yaitu cara khas seseorang dalam
menggunakan bahasa. Setiap orang memiliki gaya bicara sendiri yang
membedakannya dari orang lain, baik dalam pilihan kata, intonasi, maupun
struktur kalimat.
Sebagai
contoh:
- Seorang dosen mungkin memiliki kebiasaan
mengucapkan “baik, anak-anak” di awal setiap perkuliahan.
- Seorang teman mungkin sering menggunakan kata
“kayak gitu, sih” dalam percakapan sehari-hari.
Idiolek
mencerminkan kepribadian dan latar belakang penutur, termasuk pendidikan,
pengalaman, dan lingkungan sosialnya. Dalam bidang sastra, gaya bahasa khas
seorang penulis juga disebut idiolek.
c. Sosiolek
Sosiolek adalah
variasi bahasa yang muncul karena perbedaan status sosial, kelompok
masyarakat, atau lapisan sosial penuturnya. Faktor-faktor seperti
tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas ekonomi, dan usia dapat memengaruhi
munculnya sosiolek.
Contoh:
- Dalam dunia medis, dokter menggunakan istilah
seperti diagnosis, terapi, dan patologi.
- Dalam dunia hukum, muncul istilah putusan,
terdakwa, dan yurisprudensi.
- Kalangan remaja menggunakan istilah gaul seperti baper,
mager, dan ghosting.
Sosiolek
menunjukkan bahwa bahasa berfungsi sebagai penanda identitas sosial. Penggunaan
sosiolek tertentu dapat menunjukkan solidaritas kelompok atau status sosial
tertentu.
d. Register
Register adalah
variasi bahasa yang digunakan berdasarkan situasi, bidang kegiatan, atau
profesi tertentu. Register muncul karena kebutuhan komunikasi yang spesifik
di dalam suatu konteks.
Contoh:
- Dalam dunia penerbangan: take off, landing,
altitude, turbulence.
- Dalam dunia pendidikan: kurikulum, asesmen,
pembelajaran diferensiasi.
- Dalam dunia teknologi: software, bug, update,
server.
Register
bersifat situasional: orang yang berada dalam profesi atau kegiatan yang sama
akan memahami istilah-istilah tersebut, sementara orang luar mungkin tidak
memahaminya. Dengan demikian, register juga berfungsi sebagai pembeda
komunitas profesional.
3. Variasi
Bahasa Berdasarkan Situasi Komunikasi
Selain
karena faktor penutur, variasi bahasa juga dipengaruhi oleh situasi
komunikasi. Situasi ini mencakup konteks formalitas, media komunikasi,
serta hubungan sosial antara penutur dan lawan bicara.
Menurut Halliday
(1978), ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan tiga dimensi situasi
komunikasi:
- Bidang (field): tentang apa yang sedang dibicarakan.
- Pelibat (tenor): siapa
yang terlibat dalam komunikasi (hubungan sosial antara penutur).
- Cara (mode): medium atau saluran komunikasi (lisan, tulisan,
digital, dsb.).
Berdasarkan
dimensi tersebut, bahasa dapat dibedakan menjadi:
- Ragam formal: digunakan dalam situasi resmi seperti pidato,
surat dinas, atau tulisan ilmiah.
Berikut
sejumlah contoh ilustrasi penggunaan
ragam bahasa formal yang dapat digunakan dalam berbagai konteks
resmi seperti pidato, surat dinas, maupun
tulisan ilmiah. Setiap contoh disertai dengan konteks
penggunaannya agar lebih mudah dipahami dan dapat dijadikan referensi
linguistik di blog Anda “Pusat
Referensi Linguistik.”
๐️ 1.
Ragam Formal dalam Pidato Resmi
Ragam
formal pada pidato digunakan oleh pejabat, pemimpin lembaga, atau tokoh
masyarakat dalam acara kenegaraan, akademik, maupun upacara resmi.
Ciri-cirinya: kalimat lengkap, pilihan kata baku, dan struktur bahasa yang
sistematis serta penuh sopan santun. Contoh 1: Pidato
Presiden dalam Upacara Kenegaraan
“Saudara-saudara
sebangsa dan setanah air, Dalam
rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, marilah kita
bersama-sama memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Pembangunan yang
berkelanjutan hanya dapat terwujud apabila kita saling menghormati, bekerja
keras, dan berkomitmen terhadap nilai-nilai Pancasila.” ๐ข
Keterangan: Contoh 2: Pidato
Rektor dalam Wisuda Universitas
“Hadirin
yang saya hormati, Atas
nama Universitas Al Asyariah Mandar, saya mengucapkan selamat kepada para
wisudawan dan wisudawati yang telah menyelesaikan studinya dengan penuh
dedikasi. Kami berharap saudara-saudari semua dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh
untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.” ๐ข
Keterangan: ๐ 2.
Ragam Formal dalam Surat Dinas atau Surat Resmi
Ragam
formal dalam surat dinas menuntut struktur kalimat yang jelas, sopan, dan
mengikuti aturan penulisan surat resmi. Umumnya digunakan dalam komunikasi
antarinstansi, sekolah, atau lembaga pemerintah. Contoh 3: Surat
Undangan Resmi
Nomor:
042/AKD/UNASMAN/XI/2025 Kepada
Yth. Dengan
hormat, Hari/Tanggal:
Senin, 17 November 2025 Demikian
surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima
kasih. Hormat
kami, Kepala
Biro Akademik dan Kemahasiswaan ๐ข
Keterangan: Contoh 4: Surat
Keterangan Akademik
Yang
bertanda tangan di bawah ini: Nama:
Dr. Rahmatullah, M.Pd. Menerangkan
dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa berikut: Telah
menyelesaikan seluruh kewajiban akademik pada Program Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia dan dinyatakan lulus dengan predikat Sangat
Memuaskan. Demikian
surat keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Polewali
Mandar, 5 November 2025 Dekan
FKIP UNASMAN (Tanda
tangan dan stempel resmi) ๐ข
Keterangan: ๐ 3.
Ragam Formal dalam Tulisan Ilmiah
Tulisan
ilmiah (seperti skripsi, jurnal, laporan penelitian) menggunakan bahasa
formal karena bertujuan menyampaikan informasi secara objektif, logis, dan
akademik. Ciri khasnya antara lain: struktur kalimat lengkap, istilah teknis,
dan tidak menggunakan kata ganti orang pertama (“saya”, “aku”). Contoh 5: Paragraf
dalam Skripsi
Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share terhadap peningkatan keterampilan
berbicara siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Polewali. Data penelitian diperoleh
melalui observasi dan wawancara yang kemudian dianalisis menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode tersebut mampu meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
kegiatan berbicara di kelas. ๐ข
Keterangan: Contoh 6: Artikel
Jurnal Ilmiah
Berdasarkan
hasil analisis data, ditemukan bahwa tingkat literasi membaca siswa sekolah
menengah pertama di Kabupaten Polewali Mandar dipengaruhi oleh tiga faktor
utama, yaitu latar belakang sosial-ekonomi, kebiasaan membaca di rumah, dan
ketersediaan bahan bacaan di sekolah. Faktor-faktor tersebut secara
bersama-sama berkontribusi sebesar 68% terhadap variasi kemampuan membaca
siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga dan
fasilitas sekolah memiliki peranan yang signifikan dalam meningkatkan
literasi siswa. ๐ข
Keterangan: Contoh 7: Kalimat
Formal dalam Laporan Penelitian
“Berdasarkan
hasil observasi lapangan, dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran
interaktif berbasis teknologi informasi memberikan pengaruh positif terhadap
motivasi belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari peningkatan keaktifan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.” ๐ข
Keterangan: ๐ง๐ผ 4. Ragam Formal dalam Komunikasi Profesional
Ragam
formal juga digunakan dalam komunikasi lisan maupun tulisan di lingkungan
kerja atau organisasi, seperti rapat, laporan kinerja, atau pertemuan resmi. Contoh 8: Ucapan
dalam Rapat Dinas
“Terima
kasih atas kesempatan yang diberikan. Berdasarkan hasil evaluasi semester
lalu, terdapat peningkatan signifikan dalam jumlah mahasiswa yang lulus tepat
waktu. Namun demikian, masih perlu dilakukan perbaikan dalam sistem bimbingan
akademik agar hasil tersebut dapat lebih optimal.” ๐ข
Keterangan: Contoh 9: Laporan
Pertanggungjawaban Kegiatan
“Kegiatan
pelatihan literasi digital bagi guru ini dilaksanakan selama tiga hari, mulai
tanggal 3 hingga 5 November 2025 di Aula Universitas Al Asyariah Mandar.
Jumlah peserta yang hadir sebanyak 50 orang, terdiri atas guru-guru dari
berbagai sekolah menengah pertama di Kabupaten Polewali Mandar. Berdasarkan
hasil evaluasi, kegiatan ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana
kerja yang telah ditetapkan.” ๐ข
Keterangan: Contoh 10: Pengumuman
Resmi di Kampus
“Diberitahukan
kepada seluruh mahasiswa bahwa pelaksanaan Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun
Akademik 2025/2026 akan dimulai pada tanggal 8 Desember 2025. Mahasiswa
diwajibkan untuk menyelesaikan seluruh kewajiban administrasi sebelum
mengikuti ujian. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di Biro Akademik.” ๐ข
Keterangan: ✍️ 5. Ciri Umum Ragam Bahasa
Formal
Dari
berbagai contoh di atas, ragam bahasa formal memiliki ciri-ciri berikut:
๐ฏ 6. Penutup
Ragam
bahasa formal merupakan bentuk komunikasi yang menunjukkan kesantunan,
keprofesionalan, dan kredibilitas penutur. Ragam ini penting
digunakan dalam konteks resmi seperti pidato, surat dinas,
dan tulisan ilmiah karena mencerminkan penghargaan terhadap
lawan bicara dan lembaga yang diwakili. Dalam
kehidupan sehari-hari, seseorang yang mampu menggunakan bahasa formal dengan
baik menunjukkan kemampuan beradaptasi terhadap konteks sosial dan
profesional. Oleh karena itu, penguasaan ragam formal menjadi salah satu
kompetensi penting dalam komunikasi akademik maupun institusional. |
- Ragam nonformal:
digunakan dalam situasi santai tetapi sopan, misalnya percakapan guru dan
siswa.
|
Berikut sejumlah contoh ilustrasi ragam bahasa nonformal
lengkap dengan konteks penggunaannya,
penjelasan ciri-cirinya, dan bentuk kalimatnya. Ragam nonformal
merupakan variasi bahasa yang digunakan dalam situasi santai tetapi
tetap sopan — biasanya dalam komunikasi sehari-hari
antarindividu yang memiliki hubungan akrab tetapi tetap menjaga tata krama,
seperti guru dan siswa, atasan dan bawahan,
dosen dan mahasiswa, atau orang tua dan anak. ๐ฃ️ Ragam Bahasa Nonformal:
Ilustrasi dan Penjelasan
1. Ciri Umum Ragam
Bahasa Nonformal
Sebelum melihat contohnya, penting memahami ciri khas ragam nonformal
berikut:
2. Ragam Nonformal dalam Percakapan Guru dan Siswa
Contoh 1: Guru
Menasihati Siswa
Guru: “Rina, kamu udah kumpulkan tugasnya,
belum?” ๐ข Analisis: Contoh 2: Guru
Memotivasi Siswa
Guru: “Ayo, semangat, anak-anak. Ujian tinggal
seminggu lagi, lho.” ๐ข Analisis: Contoh 3: Percakapan
di Luar Jam Pelajaran
Guru: “Eh, kamu kelihatannya capek banget hari
ini, kenapa?” ๐ข Analisis: 3. Ragam
Nonformal di Lingkungan Kampus
Contoh 4: Dosen dan
Mahasiswa
Dosen: “Sudah baca artikel yang saya kirim
kemarin, kan?” ๐ข Analisis: Contoh 5: Komunikasi
Dosen dalam Grup WhatsApp Kelas
Dosen: “Selamat pagi, semuanya. Jangan lupa
hari ini kita kuliah jam 10, ya. Silakan join lewat link Zoom yang udah
dikirim kemarin.” ๐ข Analisis: 4. Ragam Nonformal di Lingkungan Pekerjaan
Contoh 6: Atasan dan
Karyawan
Atasan: “Rani, tolong bantu siapkan laporan
itu, ya. Kita mau kirim sore ini.” ๐ข Analisis: Contoh 7: Rekan Kerja
Berdiskusi
Adit: “Kayaknya presentasi kemarin lumayan
sukses, deh.” ๐ข Analisis: 5. Ragam Nonformal
di Lingkungan Keluarga
Contoh 8: Orang Tua
dan Anak
Ibu: “Nak, udah makan belum?” ๐ข Analisis: Contoh 9: Saudara
yang Saling Mengingatkan
Kakak: “Dek, nanti jangan lupa bawa jas hujan,
ya. Kayaknya mau hujan.” ๐ข Analisis: 6. Ragam
Nonformal di Lingkungan Sekolah
Contoh 10: Percakapan
di Kantin Sekolah
Guru: “Anak-anak, jangan lupa buang sampah di
tempatnya, ya.” ๐ข Analisis: Contoh 11: Guru
Memberikan Tugas dengan Bahasa Ringan
Guru: “Oke, sekarang coba kerjakan latihan
halaman 45, ya. Kalau ada yang belum paham, nanti tanya aja.” ๐ข Analisis: 7. Ragam Nonformal dalam Komunikasi Digital (Chat dan Media Sosial
Edukatif)
Contoh 12: Percakapan
Guru di Grup Kelas
Guru: “Anak-anak, tugasnya dikumpul hari ini,
ya. Tolong jangan telat biar nilainya nggak berkurang.” ๐ข Analisis: Contoh 13: Dosen di
Grup WhatsApp Mahasiswa
Dosen: “Halo semuanya, besok kuliah kita mulai
jam 08.30, ya. Materinya tentang sosiolinguistik. Jangan lupa baca
referensinya biar diskusinya lancar.” ๐ข Analisis: 8. Perbandingan:
Ragam Formal vs Nonformal
๐ข Kesimpulan: 9. Penutup
Ragam bahasa nonformal merupakan jembatan antara
bahasa resmi dan bahasa sehari-hari. Ia berfungsi menjaga
kehangatan komunikasi tanpa kehilangan rasa hormat. Dalam konteks pendidikan,
ragam nonformal sangat penting karena menciptakan hubungan
positif antara guru dan siswa—mendorong siswa lebih terbuka,
aktif, dan nyaman dalam proses belajar. Pemahaman terhadap ragam nonformal juga membantu kita berkomunikasi lebih
efektif dalam berbagai situasi sosial: tidak kaku seperti
surat resmi, tapi juga tidak santai seperti obrolan teman sebaya. |
- Ragam akrab (informal):
digunakan dalam interaksi dengan teman sebaya, keluarga, atau di media
sosial.
|
Berikut contoh-contoh ilustrasi
ragam bahasa akrab (informal) yang bisa Anda gunakan untuk
posting di blog “Pusat Referensi Linguistik.” ๐ฃ️ Ragam
Bahasa Akrab (Informal): Ilustrasi dan Penjelasan Lengkap
๐งฉ 1. Ciri-Ciri Umum Ragam Bahasa Akrab
๐ฌ 2.
Ragam Informal dalam Interaksi Teman Sebaya
Contoh
1: Percakapan di Kantin Sekolah
Rani:
“Eh, kamu udah makan belum?” ๐ข Analisis: Contoh
2: Chat di Grup Kelas
Andi:
“Bro, tugas sejarah udah dikumpul belum?” ๐ข Analisis: Contoh
3: Obrolan Setelah Ujian
Ayu:
“Gimana ujiannya tadi?” ๐ข Analisis: ๐จ๐ฉ๐ง๐ฆ 3. Ragam Informal dalam
Keluarga
Contoh
4: Percakapan Ibu dan Anak di Rumah
Ibu:
“Kamu udah mandi belum?” ๐ข Analisis: Contoh
5: Ayah dan Anak Nonton Bola
Ayah:
“Wah, gila! Golnya keren banget!” ๐ข Analisis: Contoh
6: Percakapan Antar Saudara
Kakak:
“Dek, pinjem charger dong.” ๐ข Analisis: ๐ 4.
Ragam Informal di Media Sosial
Contoh
7: Komentar di Instagram
@lina_aja:
“Aduh, lucu banget outfit-nya ๐ cocok banget sama
kamu!” ๐ข Analisis: Contoh
8: Unggahan di Twitter
“Udah jam segini tapi tugas belum kelar juga
๐ฉ. Siapa yang nasibnya sama?” ๐ข Analisis: Contoh
9: Chat di WhatsApp
Budi:
“Lagi di mana, bro?” ๐ข Analisis: ๐ 5.
Ragam Informal di Lingkungan Kampus
Contoh
10: Mahasiswa di Kelas
Ani:
“Eh, dosennya udah datang belum?” ๐ข Analisis: Contoh
11: Grup WhatsApp Organisasi Mahasiswa
Ketua:
“Teman-teman, rapatnya mundur ke jam 5 sore, ya.” ๐ข Analisis: ๐ป 6. Ragam Informal di Dunia
Kerja (Antar Rekan Akrab)
Contoh
12: Chat Antarteman Sekantor
Rani:
“Woy, udah makan belum?” ๐ข Analisis: Contoh
13: Grup Kantor yang Santai
Bos:
“Besok jangan lupa rapat pagi jam 9, ya. Tapi santai aja, nggak formal kok.” ๐ข Analisis: ๐ฑ 7. Ragam Informal di Komunitas
Daring (Online)
Contoh
14: Forum Hobi atau Game Online
UserA:
“Bro, misi yang level 7 tuh susah banget ๐ญ.” ๐ข Analisis: Contoh
15: Grup Pecinta Musik
UserC:
“Lagu barunya Nadin Amizah enak banget sih ๐.” ๐ข Analisis: ๐ 8. Perbandingan: Ragam
Nonformal vs Ragam Informal (Akrab)
๐ก 9.
Kesimpulan
Ragam bahasa akrab (informal) adalah
bentuk komunikasi yang paling
alami dan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, perlu diingat bahwa ragam akrab tidak selalu cocok
digunakan di semua konteks. |
Contoh:
- Ragam formal: Dengan ini kami sampaikan bahwa
rapat koordinasi akan dilaksanakan pada hari Senin mendatang.
- Ragam nonformal: Besok ada rapat, ya. Jangan
lupa datang tepat waktu.
- Ragam akrab: Bro, jangan lupa rapat besok, ya!
Perubahan
ragam ini menunjukkan kemampuan penutur untuk beradaptasi secara komunikatif,
sesuai konteks dan norma sosial yang berlaku.
4. Variasi
Bahasa Remaja di Media Sosial
Salah satu
fenomena menarik dalam linguistik kontemporer adalah munculnya bahasa remaja
di media sosial. Bahasa ini berkembang pesat di platform seperti Instagram,
TikTok, X (Twitter), dan WhatsApp. Remaja menggunakan bahasa bukan hanya
untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk mengekspresikan identitas, kreativitas,
dan keanggotaan sosial mereka.
a. Ciri-ciri
Bahasa Remaja di Media Sosial
- Penggunaan Akronim dan Singkatan
- Contoh:
BTW (by the way), OOTD (outfit of the day), LOL
(laugh out loud), FYI (for your information).
- Dalam
konteks lokal, muncul pula bentuk seperti BT (bad mood), PDKT,
bucin (budak cinta).
- Permainan Fonetik dan Tulisan
- Contoh:
gais (guys), cemilan jadi cemilannn, aku jadi
aq atau akoh.
- Penggunaan
huruf berulang (hebattt, keren bangettt) memberi efek
ekspresif.
- Kata Serapan dan Campur Kode
- Campuran
bahasa Indonesia dan Inggris sering muncul: aku lagi healing, soalnya
vibes-nya beda banget, no debat!
- Fenomena
ini menunjukkan gaya hidup global dan akses terhadap budaya populer
internasional.
- Penggunaan Emotikon dan Emoji
- Emotikon
(:), :() dan emoji ๐๐๐ sering digunakan untuk menambah nuansa
emosional yang tidak bisa ditangkap hanya dari teks.
- Makna Konotatif dan Ironi
- Banyak
kata digunakan dengan makna baru atau sarkastik. Misalnya, receh
berarti “lelucon ringan,” gaslighting dipakai untuk
“memanipulasi,” dan healing untuk “jalan-jalan santai.”
b. Fungsi
Sosial Bahasa Remaja
Bahasa
remaja di media sosial memiliki beberapa fungsi sosial penting:
- Identitas kelompok:
menunjukkan kebersamaan dan solidaritas antarsesama remaja.
- Kreativitas linguistik: remaja
menciptakan kata baru yang kemudian menyebar luas.
- Penanda generasi:
menjadi pembeda antara generasi muda dan generasi sebelumnya.
- Ekspresi diri: menunjukkan gaya hidup, emosi, dan keunikan
pribadi di dunia digital.
c. Dampak
terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia
Fenomena
bahasa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bahwa “bahasa Indonesia akan
rusak.” Namun, dari perspektif linguistik, fenomena ini merupakan proses
alami dalam evolusi bahasa. Bahasa yang hidup akan selalu mengalami
perubahan seiring perubahan zaman, media, dan teknologi.
Beberapa
kata gaul bahkan akhirnya masuk ke dalam kamus resmi karena telah diterima
secara luas. Misalnya, kata gabut, baper, dan mager kini
sudah banyak digunakan di media massa dan percakapan umum.
5. Penutup
Variasi dan
ragam bahasa mencerminkan dinamika sosial dan budaya masyarakat. Melalui dialek,
kita mengenal kekayaan daerah; melalui idiolek, kita mengenali keunikan
individu; melalui sosiolek dan register, kita memahami struktur sosial dan
profesionalisme komunikasi; dan melalui bahasa remaja di media sosial, kita
menyaksikan bagaimana generasi muda membentuk cara baru berbahasa di era
digital.
Bahasa
bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sistem hidup yang terus beradaptasi.
Oleh karena itu, mempelajari variasi dan ragam bahasa bukan hanya penting untuk
memahami struktur linguistik, tetapi juga untuk memahami manusia sebagai
makhluk sosial yang berbahasa.
Referensi:
- Chaer, Abdul & Agustina, Leonie. (2010). Sosiolinguistik:
Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
- Halliday, M.A.K. (1978). Language as Social
Semiotic. London: Edward Arnold.
- Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus
Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
- Crystal, David. (2011). Internet Linguistics:
A Student Guide. London: Routledge.
cara sitasi Format Sitasi APA Style (Edisi 7)
Nasir, A. (2025, November 6). Variasi dan Ragam Bahasa: Dialek, Idiolek, Sosiolek, Register, dan Fenomena Bahasa Remaja di Media Sosial. Pusat Referensi Linguistik.
https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/variasi-dan-ragam-bahasa-dialek-idiolek.html
๐งพ 2. Format Sitasi MLA (Modern Language Association)
Nasir, Aco. “Variasi dan Ragam Bahasa: Dialek, Idiolek, Sosiolek, Register, dan Fenomena Bahasa Remaja di Media Sosial.” Pusat Referensi Linguistik, 6 Nov. 2025,
https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/variasi-dan-ragam-bahasa-dialek-idiolek.html
๐งพ 3. Format Sitasi Chicago Style
Nasir, Aco. 2025. “Variasi dan Ragam Bahasa: Dialek, Idiolek, Sosiolek, Register, dan Fenomena Bahasa Remaja di Media Sosial” Pusat Referensi Linguistik (blog), November 6, 2025.
https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/variasi-dan-ragam-bahasa-dialek-idiolek.html
๐งพ 4. Format Sitasi untuk Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia – Gaya Akademik Lokal)
Nasir, Aco. (2025, 6 November). Variasi dan Ragam Bahasa: Dialek, Idiolek, Sosiolek, Register, dan Fenomena Bahasa Remaja di Media Sosial. Pusat Referensi Linguistik. Diakses dari https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/variasi-dan-ragam-bahasa-dialek-idiolek.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar