Kamis, 06 November 2025

Hakikat dan Ruang Lingkup Sosiolinguistik (01)

 Oleh: Aco Nasir, S.Pd.I., M.Pd

(Pusat Referensi Linguistik)


Pendahuluan

Bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi, melainkan juga cermin kebudayaan dan identitas sosial penuturnya. Melalui bahasa, manusia tidak hanya menyampaikan ide, gagasan, atau informasi, tetapi juga membangun hubungan sosial, menegosiasikan makna, serta menegaskan posisi sosial di masyarakat. Karena itu, kajian tentang bahasa tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial yang melingkupinya.

Dari sinilah lahir sosiolinguistik, sebuah cabang ilmu bahasa yang berfokus pada hubungan antara bahasa dan masyarakat. Sosiolinguistik mencoba menjawab pertanyaan mengapa seseorang berbicara dengan cara tertentu dalam konteks tertentu, mengapa terjadi variasi bahasa, dan bagaimana faktor sosial mempengaruhi bentuk serta fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari.


 

Sosiolinguistik oleh Aco Nasir - Buku Terbaru 2025 | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com)



Pengertian Sosiolinguistik

Secara etimologis, istilah sosiolinguistik berasal dari dua kata, yaitu sosio (masyarakat) dan linguistik (ilmu bahasa). Dengan demikian, secara sederhana sosiolinguistik dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa dan masyarakat. Namun, dalam pengertian ilmiahnya, sosiolinguistik tidak sekadar membahas bahasa dalam masyarakat, tetapi lebih jauh menelaah bagaimana bahasa digunakan, dipertahankan, berubah, dan bervariasi sesuai dengan faktor sosial.

Menurut Hudson (1980), sosiolinguistik adalah kajian yang berusaha memahami hubungan antara struktur bahasa dan fungsi sosialnya. Sementara Fishman (1972) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai studi tentang “siapa berbicara, kepada siapa, kapan, dan dalam situasi apa”. Definisi Fishman ini menekankan bahwa pemakaian bahasa selalu bergantung pada konteks sosial yang kompleks.

Chaer dan Agustina (2010) menegaskan bahwa sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaannya di masyarakat. Artinya, bahasa tidak dipandang sebagai sistem yang berdiri sendiri, melainkan sebagai sistem yang hidup dan berfungsi dalam interaksi sosial.

Dengan demikian, hakikat sosiolinguistik terletak pada pemahaman terhadap variasi bahasa (dialek, ragam, gaya, register) serta pengaruh faktor sosial (kelas sosial, jenis kelamin, usia, latar belakang etnis, dan situasi komunikasi) terhadap pemakaian bahasa. Sosiolinguistik berupaya mengungkap mengapa dan bagaimana perbedaan sosial menghasilkan perbedaan linguistik.

 


Ilustrasi Sosiolinguistik dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Perbedaan Cara Berbicara Berdasarkan Lawan Bicara

Bayangkan seorang guru bernama Ibu Sari.

·         Ketika berbicara dengan kepala sekolah, ia berkata:

“Baik, Pak, nanti saya siapkan laporan hasil penilaian minggu ini.”

·         Namun saat berbicara dengan murid-muridnya di kelas, nada dan bahasanya berubah:

“Anak-anak, minggu depan kita ulangan ya, jadi belajar yang rajin!”

Kedua kalimat tersebut sama-sama berbahasa Indonesia, tetapi gaya dan pilihan katanya berbeda.
Perbedaan itu terjadi karena faktor sosial: hubungan antara pembicara dan lawan bicara.
Inilah salah satu kajian utama sosiolinguistik — bagaimana bahasa berubah sesuai situasi sosial.

 

2. Pemakaian Bahasa Campuran (Code Mixing)

Di kantor modern, fenomena campur kode menjadi hal yang lumrah.
Misalnya, dalam rapat seorang karyawan berkata:

“Tolong di-follow up project yang kemarin, supaya minggu depan bisa kita present ke client.”

Kalimat di atas mencampur bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Pemakaian bahasa seperti ini bukan sekadar gaya, tetapi juga mencerminkan identitas sosial (kelas menengah profesional) dan pengaruh globalisasi.

Sosiolinguistik meneliti mengapa orang memilih untuk mencampur dua bahasa dalam situasi tertentu dan apa makna sosial di balik pilihan itu.

Hakikat Kajian Sosiolinguistik

Hakikat sosiolinguistik dapat dilihat dari beberapa aspek utama:

  1. Bahasa sebagai fenomena sosial
    Bahasa tidak lahir di ruang hampa. Ia tumbuh dan berkembang bersama masyarakat yang menuturkannya. Karena itu, sosiolinguistik memandang bahasa sebagai bagian integral dari sistem sosial yang lebih luas. Setiap perubahan sosial hampir selalu diikuti oleh perubahan dalam bentuk dan fungsi bahasa.
  2. Variasi bahasa sebagai keniscayaan
    Tidak ada bahasa yang benar-benar seragam. Setiap penutur memiliki cara berbicara yang berbeda tergantung pada latar belakang sosial, pendidikan, profesi, dan lingkungan budayanya. Sosiolinguistik menganggap variasi ini sebagai sesuatu yang alamiah, bukan penyimpangan dari “bahasa baku”.
  3. Konteks menentukan makna
    Dalam sosiolinguistik, makna tidak hanya bergantung pada struktur gramatikal, tetapi juga pada siapa yang berbicara, kepada siapa, di mana, dan dengan tujuan apa. Inilah yang dikenal dengan konsep konteks situasional.
  4. Fungsi sosial bahasa
    Bahasa memiliki fungsi yang lebih luas daripada sekadar alat komunikasi. Ia juga berfungsi sebagai penanda identitas sosial, sarana solidaritas atau jarak sosial, bahkan alat kekuasaan. Misalnya, pemakaian bahasa daerah dalam situasi formal dapat menjadi simbol kebanggaan etnis atau resistensi terhadap dominasi bahasa nasional.

 

Ruang Lingkup Kajian Sosiolinguistik

Ruang lingkup sosiolinguistik sangat luas karena melibatkan berbagai aspek kehidupan sosial dan bahasa. Secara umum, ruang lingkup ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa bidang kajian utama:

1. Variasi Bahasa (Language Variation)

Variasi bahasa adalah salah satu fokus utama sosiolinguistik. Variasi muncul karena adanya perbedaan sosial, geografis, dan situasional. Beberapa bentuk variasi bahasa meliputi:

  • Dialek: variasi bahasa berdasarkan wilayah (misalnya dialek Jakarta, Surabaya, atau Medan).
  • Sosiolek: variasi bahasa berdasarkan kelompok sosial, seperti perbedaan bahasa antara kelas atas dan kelas bawah.
  • Idiolek: gaya khas yang dimiliki setiap individu dalam berbahasa.
  • Register: variasi bahasa berdasarkan situasi atau bidang tertentu, misalnya bahasa hukum, bahasa medis, atau bahasa jurnalistik.
  • Gaya bahasa (style): variasi penggunaan bahasa tergantung pada formalitas situasi (bahasa resmi, santai, atau akrab).

Kajian variasi bahasa ini menunjukkan bahwa bahasa bersifat dinamis dan fleksibel sesuai dengan konteks penggunaannya.

 

2. Sikap Bahasa (Language Attitude)

Sosiolinguistik juga meneliti bagaimana sikap masyarakat terhadap bahasa tertentu. Misalnya, apakah penutur lebih menghargai bahasa Indonesia baku dibanding bahasa daerah? Atau sebaliknya, apakah mereka merasa bangga menggunakan bahasa daerah di ruang publik?
Sikap bahasa ini sangat penting karena berpengaruh terhadap pemertahanan bahasa (language maintenance) atau pergeseran bahasa (language shift). Jika masyarakat memiliki sikap positif terhadap bahasa daerah, maka bahasa itu cenderung lestari. Namun, jika dianggap kurang prestisius, bahasa tersebut dapat punah seiring waktu.

 

3. Pemilihan dan Alih Kode (Code Choice and Code Switching)

Dalam masyarakat bilingual atau multilingual, penutur sering berpindah dari satu bahasa ke bahasa lain tergantung pada lawan bicara dan situasi. Fenomena ini disebut alih kode (code switching).
Sementara itu, campur kode (code mixing) terjadi ketika unsur-unsur dari dua bahasa digunakan dalam satu ujaran. Contohnya:

“Tadi aku meeting sebentar, terus langsung ke kampus.”
Kalimat tersebut menunjukkan campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

Kajian tentang alih dan campur kode memberikan gambaran bagaimana penutur mengelola identitas sosial, solidaritas, dan keakraban melalui pilihan bahasa.

 

4. Kontak Bahasa (Language Contact)

Ketika dua atau lebih bahasa saling berinteraksi dalam masyarakat, biasanya akan muncul bentuk-bentuk baru seperti pijin, kreol, atau interferensi. Contohnya, bahasa Melayu pasar yang berkembang di pelabuhan-pelabuhan Nusantara pada masa lalu merupakan hasil kontak antara bahasa Melayu dengan bahasa daerah dan bahasa asing.

Kajian ini juga mencakup fenomena pinjaman leksikal, perubahan fonologi akibat pengaruh bahasa lain, serta strategi adaptasi bahasa dalam konteks globalisasi.

 

5. Perubahan Bahasa (Language Change)

Bahasa selalu mengalami perubahan, baik secara leksikal, fonologis, maupun sintaktis. Sosiolinguistik meneliti bagaimana faktor sosial—seperti urbanisasi, migrasi, atau media massa—memicu perubahan tersebut. Misalnya, munculnya istilah-istilah baru dari bahasa Inggris di kalangan generasi muda Indonesia merupakan dampak dari globalisasi dan penggunaan media sosial.

 

6. Bahasa dan Identitas Sosial

Bahasa merupakan simbol identitas. Cara seseorang berbicara sering kali mencerminkan latar belakang sosial, etnis, agama, atau bahkan ideologi. Misalnya, penggunaan bahasa Arab dalam konteks keagamaan Islam memiliki fungsi simbolik yang kuat.
Dalam konteks Indonesia, pemilihan antara bahasa Indonesia, bahasa daerah, atau bahasa asing dapat menjadi strategi penanda identitas dan solidaritas sosial.

 

Perbedaan Sosiolinguistik dengan Linguistik Umum

Meskipun sama-sama mempelajari bahasa, sosiolinguistik dan linguistik umum memiliki perbedaan mendasar dari segi fokus, pendekatan, dan tujuan.

Aspek

Linguistik Umum

Sosiolinguistik

Fokus Kajian

Struktur internal bahasa (fonologi, morfologi, sintaksis, semantik)

Hubungan antara bahasa dan masyarakat

Pendekatan

Deskriptif dan struktural; meneliti sistem bahasa secara formal

Kontekstual; meneliti penggunaan bahasa dalam konteks sosial

Objek Analisis

Bahasa sebagai sistem otonom

Bahasa sebagai alat komunikasi sosial

Pertanyaan Pokok

Bagaimana struktur bahasa dibentuk?

Mengapa dan bagaimana bahasa digunakan dalam masyarakat?

Contoh Kajian

Analisis struktur kalimat, perubahan bunyi, makna kata

Variasi bahasa, alih kode, sikap bahasa, identitas sosial

Tujuan

Menjelaskan sistem bahasa secara ilmiah

Menjelaskan fungsi sosial bahasa dan faktor yang memengaruhi penggunaannya

Dengan demikian, linguistik umum memandang bahasa sebagai sistem simbol yang terorganisasi, sedangkan sosiolinguistik melihat bahasa sebagai praktik sosial yang mencerminkan dinamika masyarakat penuturnya.

 

Penutup

Sosiolinguistik berperan penting dalam memahami bagaimana bahasa berfungsi dalam kehidupan sosial. Melalui kajian ini, kita dapat melihat bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana pembentuk identitas, kekuasaan, dan kebudayaan.

Pemahaman terhadap hakikat dan ruang lingkup sosiolinguistik memungkinkan kita untuk lebih menghargai keberagaman bahasa di Indonesia, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa setiap variasi bahasa memiliki nilai sosial yang unik.

Dalam konteks pendidikan, sosiolinguistik membantu guru dan pendidik memahami perbedaan latar belakang bahasa siswa, sehingga pembelajaran bahasa dapat dilakukan secara lebih inklusif dan kontekstual. Sementara dalam masyarakat luas, sosiolinguistik membantu kita membangun komunikasi lintas budaya dengan lebih efektif dan empatik.

Dengan demikian, sosiolinguistik bukan hanya ilmu tentang bahasa, melainkan juga tentang manusia dan kemanusiaan yang terwujud melalui bahasa itu sendiri.

 

Daftar Pustaka 

  • Chaer, A., & Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
  • Fishman, J. A. (1972). The Sociology of Language. Rowley, MA: Newbury House.
  • Hudson, R. A. (1980). Sociolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press.
  • Wardhaugh, R. (2010). An Introduction to Sociolinguistics. Oxford: Blackwell.

 

cara sitasi Format Sitasi APA Style (Edisi 7)

Nasir, A. (2025, November 6). Hakikat dan ruang lingkup sosiolinguistik. Pusat Referensi Linguistik.
https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/hakikat-dan-ruang-lingkup.html

🧾 2. Format Sitasi MLA (Modern Language Association)

Nasir, Aco. “Hakikat dan Ruang Lingkup Sosiolinguistik.” Pusat Referensi Linguistik, 6 Nov. 2025,
https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/hakikat-dan-ruang-lingkup.html.

🧾 3. Format Sitasi Chicago Style

Nasir, Aco. 2025. “Hakikat dan Ruang Lingkup Sosiolinguistik.” Pusat Referensi Linguistik (blog), November 6, 2025.
https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/hakikat-dan-ruang-lingkup.html.

🧾 4. Format Sitasi untuk Daftar Pustaka (Bahasa Indonesia – Gaya Akademik Lokal)

Nasir, Aco. (2025, 6 November). Hakikat dan ruang lingkup sosiolinguistik. Pusat Referensi Linguistik. Diakses dari https://referensilinguistik.blogspot.com/2025/11/hakikat-dan-ruang-lingkup.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paradigma Linguistik Terapan

1. Perdebatan mengenai definisi linguistik terapan Bidang Linguistik Terapan (applied linguistics) telah lama mengalami perdebatan interna...