Jumat, 12 Desember 2025

Sejarah dan Perkembangan Linguistik Terapan

1. Akademisi pertama di Amerika Serikat dan Inggris yang menyandang gelar profesor linguistik terapan

Dalam sejarah awal disiplin linguistik terapan (applied linguistics), penentuan “profesor” pertama yang menyandang gelar resmi dalam bidang ini agak sulit dipastikan secara universal — namun beberapa nama terkemuka dapat dicatat. Misalnya di Inggris, Henry G. Widdowson menjadi Chair of Applied Linguistics di Institute of Education, University of London pada tahun 1977. Wikipedia Sementara di AS, institusi seperti Center for Applied Linguistics (CAL) yang didirikan pada tahun 1959 di Washington D.C. oleh Charles A. Ferguson menunjukkan bahwa wilayah AS juga memiliki lembaga awal yang memfokuskan pada applied linguistics. CAL+2CAL+2
Walaupun tidak selalu disebutkan secara eksplisit “profesor applied linguistics” pertama di AS, misalnya di University of California, Los Angeles (UCLA) terdapat seorang yang disebut sebagai “Professor, Department of Applied Linguistics and TESL” yakni Russell N. Campbell (PhD 1964) yang kemudian menjadi Professor Emeritus. UCLA International Institute
Jadi, secara ringkas: di Inggris Henry G. Widdowson adalah salah satu yang pertama memegang kursi (chair) dalam applied linguistics; di AS tidak ada dokumentasi publik yang secara tegas menunjukkan “profesor applied linguistics” pertama secara unik, namun institusi seperti CAL dan individu-profesor di bidang TESL/Applied Linguistics menunjukkan bahwa bidang ini mulai mapan di AS pada 1960-an hingga 1970-an.

Linguistik Terapan Jilid Pertama - Aco Nasir | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com)


2. Perspektif Amerika Utara dianggap perlu untuk melengkapi pandangan Peter Strevens tentang linguistik terapan

Peter Strevens adalah salah satu tokoh awal dalam linguistik terapan yang mengemukakan definisi dan pengembangan bidang tersebut. Dalam karya-nya disebut bahwa istilah “applied linguistics” adalah “Anglo-American coinage” dan bahwa istilah tersebut “has been used in Britain since the establishment of the University of Edinburgh’s School of Applied Linguistics in 1956, and in the United States of America since the establishment of the Center of Applied Linguistics in Washington, D.C. in 1957.” Peter Lang+1
Namun demikian, perspektif Strevens yang menekankan tradisi Inggris dan AS saja dianggap perlu dilengkapi oleh perspektif Amerika Utara secara lebih luas (termasuk Kanada, maupun konteks riset dan praktik di AS sendiri) karena:

  • Riset dan institusi di AS berkembang pesat pasca Perang Dunia II (misalnya kebutuhan pengajaran bahasa asing, bahasa bagi militer, dan kebijakan bahasa) yang menjadikan AS sebagai pusat penting bagi applied linguistics. CAL+1
  • Praktik linguistik terapan di Amerika Utara meliputi konteks bilingualisme, migrasi, pembelajaran bahasa sebagai L2/ESL yang berbeda dari tradisi Eropa, sehingga menambahkan variasi metodologis dan tematis yang melengkapi kerangka Strevens.
  • Afrika Utara, Amerika Latin dan Asia sering mengadopsi kerangka riset yang dikembangkan di Amerika Utara sehingga pengaruh Amerika Utara sebagai “komplementer” terhadap pandangan Strevens menjadi penting untuk melihat dinamika global linguistik terapan.
    Dengan demikian, meskipun Strevens menyediakan landasan konseptual penting, perspektif Amerika Utara (termasuk praktik, institusi, orientasi riset) perlu dilihat sebagai pelengkap agar gambaran perkembangan linguistik terapan menjadi lebih utuh dan global.

3. Anekdot tentang definisi “anjing” dalam konteks linguistik terapan

Dalam literatur mengenai applied linguistics terdapat sebuah anekdot yang dikutip oleh Strevens (melalui artikel “Linguistics in Applied Linguistics: a historical overview” oleh Harris) yang menjelaskan bagaimana definisi disiplin bisa seperti “apa itu anjing (dog)”. Konteksnya: seorang leksikograf (kamus) bertanya kepada sekelompok biolog tentang definisi “dog”, dan biolog tersebut setelah penelitian panjang menyimpulkan bahwa: “a dog is an animal recognised by another dog as being a dog.” Kemudian analognya: para peneliti dalam applied linguistics (yang dianggap sebagai applied linguists oleh sesama applied linguists) menghadapi pertanyaan serupa — “apa itu applied linguistics?” — namun tidak sepakat. ERIC+1
Anekdot ini menggambarkan tantangan definisi dalam suatu disiplin: bahwa meskipun kita mungkin dapat mendukung bahwa “orang yang menyebut dirinya applied linguist dan diakui oleh orang lain sebagai applied linguist” maka ia adalah applied linguist, namun definisi tersebut tidak memuaskan secara konseptual. Anekdot “anjing” (dog) menjadi metafora untuk bagaimana definisi bisa bersifat sirkular, berpusat pada pengakuan internal komunitas, bukan deskripsi objektif yang komprehensif.
Dalam konteks linguistik terapan, anekdot ini mengingatkan bahwa definisi bidang ini (applied linguistics) sangat tergantung pada konteks historis, institusional, dan tradisi riset—sehingga penting memahami bahwa definisi “apa itu linguistik terapan” tidak sederhana.

4. Bagaimana paradigma dominan dalam suatu disiplin ilmu memengaruhi definisi dan pendekatan dalam bidang tersebut?

Paradigma dominan dalam suatu disiplin (misalnya paradigma struktural, generatif, komunikatif, kritikal) memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana disiplin itu didefinisikan, bagaimana pendekatannya dibangun, dan apa yang dianggap sebagai “masalah” yang relevan. Dalam konteks linguistik terapan, pengaruh paradigma dominan dapat dilihat beberapa aspek berikut:

  • Penentuan fokus masalah: Misalnya, ketika paradigma struktural linguistik (bahwa bahasa terdiri dari struktur fonologi, morfologi, sintaksis) mendominasi, maka applied linguistics awal sangat tertuju pada pengajaran bahasa asing dengan metode struktural atau behavioristik (audiolingualism). Harris (2008) mencatat bahwa pada awalnya bidang ini memang sangat terkait dengan pengajaran bahasa asing (L2) dalam tradisi Anglo-Amerika. Universidad de La Rioja+1
  • Terminologi dan status disiplin: Paradigma bahwa ilmu (science) lebih unggul daripada humanisme menjelaskan salah satu alasan munculnya istilah “applied linguistics” — sebagai cara untuk menegaskan bahwa pengajaran bahasa atau aktivitas praktis lainnya adalah “ilmiah”. Mackey (1966) menyebut bahwa istilah itu muncul karena orang ingin dikenal sebagai ilmuwan bukan humanis. Peter Lang
  • Metodologi dan akal konsep: Ketika paradigma komunikatif (communicative competence) muncul dalam 1970-an/1980-an, instrument penelitian dalam applied linguistics berubah: lebih banyak penelitian wacana (discourse analysis), interaksi sosial, kebijakan bahasa, bukan hanya pengajaran tatabahasa. Hal ini mempengaruhi definisi bidang: bukan semata “teaching foreign language” tapi “problemsolving in real world language issues”. (Harris, 2008) Universidad de La Rioja
  • Cakupan dan legitimasi bidang: Paradigma dominan juga mempengaruhi apa yang dianggap menjadi “linguistik terapan”. Bila paradigma dominan adalah pengajaran L2 di dunia AngloAmerika, maka bidang dan publikasi akan terfokus di area tersebut; bila paradigma bergeser ke kebijakan bahasa, teknologi bahasa atau forensik, maka definisi dan praktik disiplin pun meluas. Hal ini berarti bahwa paradigma dominan menentukan batas-apa yang dianggap “terapan” atau “problem bahasa nyata”.
  • Bahasa dan komunitas riset: Paradigma dominan yang berasal dari satu komunitas (misalnya Anglo-Amerika) membawa standar, bahasa publikasi, dan jaringan yang kemudian menjadi acuan global. Ini mempengaruhi siapa yang berkontribusi dan bagaimana penelitian dilihat. Karena itu, pendekatan dalam applied linguistics di negara lain kadang harus “mengadaptasi” paradigma dominan agar diterima dalam literatur internasional.

Karena itu, memahami paradigma dominan dalam disiplin adalah kunci untuk memahami bagaimana definisi linguistik terapan terbentuk, bagaimana bidang itu berkembang, dan bagaimana kita bisa memikirkan alternatif atau pluralitas paradigma dalam konteks global.

 

Penutup

Melalui pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Sejarah awal linguistik terapan menunjukkan bahwa yang pertama-pertama memegang jabatan atau kursi khusus dalam applied linguistics muncul di Inggris (seperti Widdowson) dan di AS institusi seperti CAL mulai memfasilitasi bidang tersebut.
  2. Perspektif Amerika Utara merupakan komplementer penting terhadap pandangan awal seperti yang dikemukakan oleh Strevens, karena menambahkan konteks riset, institusi, dan praktik yang lebih luas.
  3. Anekdot “anjing” (dog) dalam literatur menunjukkan betapa sulitnya mendefinisikan sebuah disiplin dan bagaimana definisi dapat bergantung pada komunitas riset dan pengakuan internal.
  4. Paradigma dominan memengaruhi definisi, fokus, metodologi, dan jaringan dalam suatu disiplin — sehingga dalam linguistik terapan kita perlu menyadari bagaimana paradigma (pengajaran L2, komunikatif, kebijakan bahasa, teknologi bahasa) telah membentuk apa yang kita anggap sebagai “linguistik terapan”.
    Bagi blog Pusat Referensi Linguistik, bab ini menyediakan pemahaman historis dan konseptual yang mendalam — yang penting agar pembaca tidak hanya memahami “apa itu linguistik terapan” tetapi juga “bagaimana dan mengapa” bidang itu berkembang sebagaimana ia terjadi.

 

Daftar Pustaka

Harris, T. (2008). Linguistics in applied linguistics: A historical overview. Journal of English Studies, 72. https://doi.org/10.18172/jes.72 (publicaciones.unirioja.es)
Strevens, P. (1977). Special-Purpose Language Learning: A Perspective. Language Teaching, 10(3), 145-163. https://doi.org/10.1017/S0261444800003402 (cambridge.org)
Thắng, N. T. (2016). Understanding applied linguistics. Dalat University Journal of Science, 6(1). https://doi.org/10.37569/DalatUniversity.6.1.30(2016) (dlu.edu.vn)
Center for Applied Linguistics. (n.d.). Our history. Retrieved from https://www.cal.org/who-we-are/our-history/ (cal.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paradigma Linguistik Terapan

1. Perdebatan mengenai definisi linguistik terapan Bidang Linguistik Terapan (applied linguistics) telah lama mengalami perdebatan interna...