Rabu, 03 Desember 2025

Mekanisme Gramatikal: Memahami Perjanjian (Agreement) dan Kongruensi (Concord) dalam Bahasa

Oleh: Tim Pusat Referensi Linguistik

8.1. Perjanjian (Agreement) dan Kongruensi (Concord)

Dalam sistem bahasa manusia, terdapat mekanisme gramatikal yang memastikan bahwa unsur-unsur dalam sebuah frasa atau kalimat "selaras" atau "sepakat" satu sama lain. Mekanisme ini dikenal dengan dua istilah yang sering dipertukarkan namun memiliki nuansa perbedaan: perjanjian (agreement) dan kongruensi (concord). Pemahaman terhadap kedua konsep ini penting untuk menganalisis bagaimana bahasa menciptakan kohesi gramatikal dan menyampaikan informasi secara sistematis.

Secara umum, kongruensi (concord) mengacu pada keselarasan gramatikal antarunsur dalam satu frasa berdasarkan kategori-kategori seperti genus (gender), numerus (number), dan kasus (case). Sementara perjanjian (agreement) adalah hubungan gramatikal antara kata kerja (verba) dengan subjeknya dalam sebuah klausa (Corbett, 2006). Dalam pandangan yang lebih luas, kongruensi sering dipandang sebagai bagian dari sistem perjanjian yang lebih besar.

Sintaksis Pengantar Linguistik dan Struktur Kalimat | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com) 

Landasan Teoretis Agreement dan Concord

Dalam linguistik modern, sistem agreement dipahami sebagai hubungan ketergantungan gramatikal di mana sifat-sifat gramatikal dari satu konstituen (yang disebut target) ditentukan oleh sifat-sifat gramatikal dari konstituen lain (yang disebut controller) (Steele, 2016). Misalnya, dalam frasa "buku-buku itu", kata "buku-buku" sebagai controller menentukan bentuk kata "itu" sebagai target.

Sistem agreement beroperasi berdasarkan tiga komponen utama:

1.      Kategori yang disepakati (features): gender, number, person, case

2.      Unsur yang menentukan (controller): biasanya nomina atau pronomina

3.      Unsur yang disesuaikan (target): bisa berupa adjektiva, verba, determiner

Jenis-Jenis Kongruensi dalam Bahasa

Baker (2008) mengidentifikasi beberapa pola kongruensi yang universal dalam bahasa-bahasa dunia:

1.      Kongruensi Nomina-Adjektiva: Keselarasan antara nomina dan adjektiva yang memodifikasinya

2.      Kongruensi Subjek-Verba: Keselarasan antara subjek dan verba dalam klausa

3.      Kongruensi Objek-Verba: Keselarasan antara objek dan verba dalam beberapa bahasa

4.      Kongruensi dalam Frasa Nomina: Keselarasan antar semua unsur dalam frasa nomina

8.2. Kongruensi Kata Sifat dan Nomina

Mekanisme Kongruensi Nomina-Adjektiva

Kongruensi antara kata sifat (adjektiva) dan nomina merupakan salah satu bentuk kongruensi yang paling umum ditemui dalam bahasa-bahasa dunia. Mekanisme ini mensyaratkan bahwa adjektiva yang memodifikasi sebuah nomina harus menyesuaikan diri dengan kategori gramatikal nomina tersebut, terutama dalam hal gender, number, dan kasus.

Dalam bahasa Indonesia, kongruensi adjektiva-nomina relatif sederhana karena tidak melibatkan gender gramatikal dan kasus. Namun, sistem ini tetap menunjukkan pola yang sistematis:

Pola Kongruensi dalam Bahasa Indonesia

1.      Kongruensi Numerus:

o    buku bagus (tunggal)

o    buku-buku bagus (jamak)

Perhatikan bahwa adjektiva "bagus" tidak berubah bentuk meskipun nomina yang dimodifikasi berubah dari tunggal ke jamak. Ini menunjukkan bahwa dalam bahasa Indonesia, kongruensi numerus bersifat fakultatif dan tidak sepenuhnya diwajibkan oleh sistem gramatikal.

2.      Posisi Adjektiva:

o    rumah besar (posisi mengikuti)

o    yang besar (dengan partikel 'yang')

Perbandingan dengan Bahasa Lain

Untuk memahami kompleksitas kongruensi adjektiva-nomina, mari bandingkan dengan bahasa lainnya:

Bahasa Inggris:

·         a big house (tunggal)

·         big houses (jamak)

·         Adjektiva tidak berubah bentuk untuk number

Bahasa Spanyol:

·         casa blanca [feminin tunggal]

·         casas blancas [feminin jamak]

·         libro blanco [maskulin tunggal]

·         libros blancos [maskulin jamak]

Bahasa Rusia:

·         новый дом [novyj dom - maskulin tunggal nominatif]

·         нового дома [novovo doma - maskulin tunggal genitif]

·         новая книга [novaja kniga - feminin tunggal nominatif]

Analisis Teoretis Kongruensi Adjektiva-Nomina

Dalam kerangka Generatif Grammar, kongruensi adjektiva-nomina dianalisis sebagai hasil dari operasi sintaksis yang disebut feature checking (Chomsky, 1995). Adjektiva memperoleh fitur gramatikalnya melalui hubungan struktural dengan nomina dalam frasa determinan (DP).

Struktur hierarkis untuk frasa "buku-buku bagus itu" dapat direpresentasikan sebagai:

          DP
         /  \
        D    NP
       /    /   \
   [itu]   N     AP
          / \    |
   [buku-buku]  A
               |
            [bagus]

Dalam struktur ini, adjektiva "bagus" berada dalam posisi spesifier NP dan harus menyelaraskan fitur numerusnya dengan kepala N "buku-buku".

Variasi Cross-Linguistik dalam Kongruensi

Menurut Corbett (2006), terdapat beberapa tipe kongruensi adjektiva-nomina dalam bahasa-bahasa dunia:

1.      Kongruensi Penuh: Adjektiva menyelaraskan semua kategori dengan nomina

o    Contoh: bahasa Rusia, Jerman, Arab

2.      Kongruensi Parsial: Adjektiva hanya menyelaraskan sebagian kategori

o    Contoh: bahasa Prancis (hanya gender dan number)

3.      Kongruensi Terbatas: Adjektiva hanya menyelaraskan dalam konteks tertentu

o    Contoh: bahasa Indonesia (hanya melalui partikel 'yang')

4.      Tidak Ada Kongruensi: Adjektiva tidak pernah berubah bentuk

o    Contoh: bahasa Inggris, Mandarin

Fungsi Pragmatis Kongruensi

Beyond fungsi gramatikal, kongruensi adjektiva-nomina juga memiliki fungsi pragmatis dalam wacana:

1.      Fungsi Kohesif: Kongruensi menciptakan hubungan yang erat antara adjektiva dan nomina yang dimodifikasi, membantu pembaca/pendengar mengidentifikasi hubungan modifikasi dengan tepat.

2.      Fungsi Disambiguasi: Dalam bahasa dengan sistem kasus yang kompleks, kongruensi membantu mengidentifikasi fungsi gramatikal setiap unsur dalam kalimat.

3.      Fungsi Informasional: Kongruensi membantu dalam pengemasan informasi dengan menandai batas-batas frasa dan hubungan hierarkis antar konstituen.

Pemerolehan dan Pengajaran Kongruensi

Proses pemerolehan sistem kongruensi dalam bahasa pertama menunjukkan kompleksitas kognitif dari fenomena ini. Anak-anak melalui beberapa tahap dalam menguasai sistem kongruensi:

1.      Tahap Prakongruensi: Tidak ada penanda kongruensi

2.      Tahap Kongruensi Parsial: Penggunaan kongruensi yang tidak konsisten

3.      Tahap Kongruensi Dewasa: Penggunaan kongruensi yang tepat dan konsisten

Dalam pengajaran bahasa asing, sistem kongruensi sering menjadi tantangan utama bagi pembelajar, terutama ketika bahasa target memiliki sistem kongruensi yang lebih kompleks daripada bahasa pertama mereka.

Implikasi Teoretis

Studi tentang kongruensi adjektiva-nomina memiliki implikasi penting bagi teori linguistik:

1.      Arsitektur Gramatikal: Kongruensi mendukung pandangan bahwa gramatikal terdiri dari modul-modul yang saling berinteraksi.

2.      Antarmuka Sintaksis-Morfologi: Kongruensi menunjukkan hubungan erat antara struktur sintaksis dan realisasi morfologis.

3.      Universal Bahasa: Pola-pola kongruensi yang ditemukan dalam berbagai bahasa menunjukkan prinsip-prinsip universal dalam organisasi sistem linguistik.

Kesimpulan

Kongruensi antara kata sifat dan nomina merupakan mekanisme gramatikal yang fundamental dalam banyak bahasa dunia. Meskipun bahasa Indonesia memiliki sistem kongruensi yang relatif sederhana dibandingkan dengan bahasa-bahasa infleksional seperti Rusia atau Arab, pemahaman tentang fenomena ini tetap crucial untuk analisis linguistik yang komprehensif.

Studi tentang kongruensi tidak hanya relevan untuk deskripsi gramatikal, tetapi juga memberikan wawasan tentang cara kerja pikiran manusia dalam memproses dan menghasilkan bahasa. Mekanisme ini menunjukkan bagaimana bahasa menciptakan struktur yang sistematis dan dapat diprediksi melalui hubungan-hubungan gramatikal yang teratur.

 

Daftar Pustaka

Baker, M. C. (2008). The syntax of agreement and concord. Cambridge University Press.

Chomsky, N. (1995). The Minimalist Program. MIT Press.

Corbett, G. G. (2006). Agreement. Cambridge University Press.

Kridalaksana, H. (2008). Kelas kata dalam bahasa Indonesia (Edisi Kedua). Gramedia Pustaka Utama.

Sneddon, J. N. (1996). Indonesian: A comprehensive grammar. Routledge.

Steele, S. (2016). Agreement and anti-agreement: A syntax-lexicon interface approach. Springer.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paradigma Linguistik Terapan

1. Perdebatan mengenai definisi linguistik terapan Bidang Linguistik Terapan (applied linguistics) telah lama mengalami perdebatan interna...