Selasa, 09 Desember 2025

Isu-Isu Kontemporer dalam Sintaksis: Menjelajahi Teori Minimalis dan Masa Depan Studi Gramatikal

Oleh: Tim Pusat Referensi Linguistik

13.1. Isu-Isu Kontemporer dalam Sintaksis

Lanskap studi sintaksis modern telah mengalami transformasi signifikan sejak kemunculan kerangka generatif. Saat ini, bidang ini tidak hanya berkutat pada deskripsi struktur kalimat, tetapi telah merambah ke pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang sifat dasar kemampuan berbahasa manusia. Isu-isu kontemporer dalam sintaksis berkisar pada upaya untuk memahami hakekat fakultas bahasa—sistem kognitif yang diduga bawaan (innate) yang memungkinkan akuisisi dan penggunaan bahasa (Chomsky, 1995). Pergeseran ini ditandai dengan transisi dari model-model yang kaya aturan dan representasi, seperti Government and Binding Theory, menuju kerangka yang lebih sederhana dan elegan, yaitu Teori Minimalis (Minimalist Program). Program minimalis tidak hanya mendominasi wacana sintaksis teoritis tetapi juga memicu debat yang produktif mengenai batas-batas antara sintaksis dengan modul kognitif lainnya, seperti semantik, fonologi, dan sistem sensorimotor.

Isu-isu utama yang dihadapi sintaksis kontemporer meliputi: (1) Tingkat abstraksi mana yang diperlukan untuk menjelaskan fakta linguistik? (2) Sejauh mana properti sintaksis dapat dijelaskan oleh prinsip-prinsip komputasi yang efisien yang bukan khusus untuk bahasa (prinsip-prinsip eksternal)? dan (3) Bagaimana sintaksis berinteraksi secara tepat waktu (online) dengan sistem performansi lainnya selama produksi dan pemahaman ujaran? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadikan sintaksis kontemporer sebagai bidang yang dinamis, yang terus-menerus menyempurnakan model-modelnya berdasarkan bukti empiris yang baru dan tantangan teoretis internal.

Sintaksis Pengantar Linguistik dan Struktur Kalimat | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com) 


13.2. Prinsip-Prinsip Dasar dalam Teori Minimalis

Dicetuskan oleh Noam Chomsky pada awal 1990-an, Teori Minimalis merupakan sebuah "program" penelitian yang bertujuan untuk menyederhanakan aparatus teoretis tata bahasa generatif. Alih-alih sekumpulan aturan yang kaku, Minimalis adalah sebuah pendekatan yang didorong oleh pertanyaan mendasar: Seberapa sederhana dan optimal sistem bahasa manusia itu? (Chomsky, 1995). Pertanyaan ini memunculkan beberapa prinsip dasar:

1.      Tata Bahasa sebagai Sistem yang Optimal: Minimalis beranggapan bahwa fakultas bahasa adalah solusi optimal terhadap kondisi yang dipaksakan oleh sistem antarmuka (interface)—yakni, sistem pemikiran-konseptual (semantik) dan sistem sensorimotor (fonologi). Sintaksis bertugas membangun struktur yang dapat "dibaca" atau ditafsirkan secara sempurna oleh kedua sistem ini.

2.      Pendekuran Ekonomi (Economy): Prinsip ini menyatakan bahwa derivasi sintaksis (proses pembentukan struktur) dan representasi struktural harus sesederhana dan sehemat mungkin. Operasi sintaksis hanya boleh berlaku jika diperlukan, dan di antara beberapa derivasi yang mungkin, yang terpilih adalah yang paling efisien (yang menggunakan langkah paling sedikit atau sumber daya komputasi paling kecil).

3.      Pemerolehan Fitur (Feature Valuation) dan Keutuhan Interpretif: Unit dasar dalam komputasi sintaksis adalah fitur. Kata-kata masuk ke dalam derivasi dengan membawa seperangkat fitur (misalnya, fitur [±Tunggal], [±Lampau], [±Nominatif]). Komputasi sintaksis didorong oleh kebutuhan untuk "memeriksa" atau "menilai" fitur-fitur ini agar struktur yang dihasilkan dapat ditafsirkan secara sempurna di antarmuka. Fitur yang tidak terinterpretasi (uninterpretable features) harus dihilangkan selama derivasi, jika tidak, derivasi akan gagal (crash).

13.3. Struktur Frasa Minimalis

Teori Minimalis merepresentasikan struktur frasa dengan cara yang lebih sederhana dan universal dibandingkan model X-Bar yang lebih lama. Meskipun mempertahankan gagasan tentang inti (head) dan proyeksi, representasinya sering kali disederhanakan.

1.      Struktur Merge: Operasi sintaksis paling dasar adalah Merge (Penggabungan). Operasi ini mengambil dua objek sintaksis (α dan β) dan menggabungkannya untuk membentuk objek baru {α, β}. Ini adalah operasi rekursif yang membangun struktur biner dari bawah ke atas (bottom-up). Sebagai contoh, menggabungkan baca (V) dengan buku (N) menghasilkan Frasa Verba (VP) {baca, buku}.

2.      Tata Bahasa Universal dan Struktur Frasa: Minimalis berhipotesis bahwa perbedaan struktur frasa antar bahasa tidaklah mendasar. Perbedaan urutan kata, seperti urutan Verba-Objek (VO) dalam bahasa Indonesia versus Objek-Verba (OV) dalam bahasa Jepang, dijelaskan melalui properti fitur dari inti frasa dan operasi tambahan seperti Move (Pergerakan), bukan melalui perbedaan dalam aturan struktur frasa itu sendiri (Carnie, 2021).

3.      Fase (Phase): Untuk membatasi kompleksitas komputasi, Chomsky (2001) memperkenalkan konsep fase. Fase adalah unit sintaksis seperti Frasa Kerja (vP) dan Frasa Penanda Waktu-Tense (CP) yang dikirim atau "dibekukan" dan dikirim ke antarmuka semantik dan fonologis secara bertahap, bukan menunggu seluruh kalimat selesai. Ini menjelaskan mengapa proses sintaksis tertentu tampaknya terbatas dalam domain tertentu di dalam kalimat.

13.4. Fitur dan Operasi dalam Teori Minimalis

Komputasi sintaksis dalam Minimalis digerakkan oleh fitur dan serangkaian operasi yang terbatas.

1.      Jenis-Jenis Fitur: Fitur diklasifikasikan menjadi:

o    Fitur Interpretabel vs. Tak-Terinterpretabel: Fitur interpretabel (misalnya, fitur semantik pada nomina seperti [±Manusia]) berkontribusi pada makna. Fitur tak-terinterpretabel (misalnya, fitur kasus pada nomina atau fitur φ-[person, number, gender] pada verba) hanya berfungsi sebagai pemicu sintaksis dan harus dihilangkan.

o    Fitur Pribadi (Privative) vs. Fitur Biner: Beberapa fitur ada atau tidak ada (pribadi), sementara yang lain memiliki nilai [+ atau -].

2.      Operasi-Operasi Kunci:

o    External Merge: Penggabungan dua elemen yang independen, misalnya menggabungkan verba dengan objeknya.

o    Internal Merge (Move): Penggabungan ulang sebuah elemen yang sudah menjadi bagian dari struktur. Inilah yang menghasilkan fenomena seperti pertanyaan (Buku apa yang __ kamu baca?) di mana buku apa berpindah dari posisi objek).

o    Agree (Persetujuan): Operasi di mana sebuah probe (pemeriksa) dengan fitur tak-terinterpretasi mencari goal (sasaran) dalam domainnya yang memiliki fitur interpretabel yang cocok untuk memeriksa dan menghapus fitur tak-terinterpretasi tersebut. Misalnya, Tense (Probe) mencari Subjek (Goal) untuk memeriksa fitur person dan number.

13.5. Kritik dan Tantangan dalam Teori Minimalis

Meskipun berpengaruh besar, Teori Minimalis menghadapi berbagai kritik dan tantangan, baik dari luar maupun dalam linguistik generatif.

1.      Tingkat Abstraksi yang Tinggi: Banyak analisis Minimalis yang sangat abstrak dan sulit diverifikasi melalui data linguistik yang diamati. Kritik dari linguistik fungsional dan kognitif menilai bahwa Minimalis mengabaikan fungsi komunikatif dan basis penggunaan bahasa (usage-based) dalam membentuk gramatikalitas (Goldberg, 2006).

2.      Kecukupan Penjelas (Explanatory Adequacy): Sementara Minimalis bertujuan untuk menjelaskan akuisisi bahasa, beberapa ahli mempertanyakan apakah model yang sangat abstrak dan mengandalkan fitur biner yang halus benar-benar dapat dipelajari oleh anak-anak tanpa pengetahuan bawaan yang sangat spesifik.

3.      Variasi dan Universalitas: Menjelaskan variasi yang luas di antara bahasa-bahasa dunia dengan alat teoretis yang minimal tetap menjadi tantangan besar. Hipotesis bahwa variasi dapat direduksi menjadi perbedaan dalam leksikon (kumpulan kata dan fiturnya) dianggap oleh sebagian orang sebagai penyederhanaan yang berlebihan (Newmeyer, 2005).

4.      Integrasi dengan Bukti Empiris Lain: Tantangan besar bagi Minimalis dan sintaksis teoritis pada umumnya adalah mengintegrasikan temuan dari bidang lain, seperti psikolinguistik dan neurolinguistik. Bukti tentang pemrosesan bahasa secara real-time atau lokalisasi neural untuk fungsi gramatikal belum selalu selaras dengan klaim teoretis Minimalis (Embick & Poeppel, 2015).

5.      Keterjangkauan Komputasi (Computational Tractability): Meski bertujuan untuk efisiensi, model Minimalis sering kali menghasilkan ruang hipotesis yang sangat besar selama proses derivasi, yang menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana otak manusia dapat mengelola komputasi semacam itu dengan begitu cepat dan lancar.

Kesimpulan

Teori Minimalis telah mendefinisikan ulang agenda penelitian dalam sintaksis teoritis selama tiga dekade terakhir. Dengan fokusnya pada kesederhanaan, optimalitas, dan interaksi sistem, program ini telah memicu investigasi mendalam tentang sifat dasar fakultas bahasa. Meskipun menghadapi kritik yang sah mengenai tingkat abstraksinya dan keterkaitannya dengan bukti empiris dari disiplin ilmu lain, kerangka ini terus menjadi kekuatan pendorong yang produktif dalam linguistik.

Masa depan sintaksis kemungkinan akan melibatkan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara elegansi teoretis model Minimalis dan kompleksitas kekayaan data linguistik serta temuan dari ilmu kognitif. Integrasi yang lebih dalam dengan psikolinguistik, neurolinguistik, dan linguistik korpus bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk mengembangkan teori sintaksis yang tidak hanya elegan secara internal tetapi juga dapat dipertahankan secara empiris dan komputasi. Dengan demikian, isu-isu kontemporer dalam sintaksis mencerminkan kedewasaan bidang ini, yang terus-menerus melakukan introspeksi dan perbaikan diri dalam upayanya untuk mengungkap salah satu misteri terbesar manusia: bahasa.

 

Daftar Pustaka

Carnie, A. (2021). Syntax: A generative introduction (4th ed.). Wiley-Blackwell.

Chomsky, N. (1995). The Minimalist Program. MIT Press.

Chomsky, N. (2001). Derivation by phase. In M. Kenstowicz (Ed.), Ken Hale: A life in language (pp. 1–52). MIT Press.

Embick, D., & Poeppel, D. (2015). Towards a computational(ist) neurobiology of language: Correlational, integrated and explanatory neurolinguistics. Language, Cognition and Neuroscience, 30(4), 357–366.

Goldberg, A. E. (2006). Constructions at work: The nature of generalization in language. Oxford University Press.

Newmeyer, F. J. (2005). Possible and probable languages: A generative perspective on linguistic typology. Oxford University Press.

Adger, D. (2003). Core syntax: A minimalist approach. Oxford University Press.

Bošković, Ž. (2016). What is sent to the sensory-motor interface? The Linguistic Review, 33(4), 535–559.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Paradigma Linguistik Terapan

1. Perdebatan mengenai definisi linguistik terapan Bidang Linguistik Terapan (applied linguistics) telah lama mengalami perdebatan interna...