Pengantar
Dalam kajian linguistik, khususnya pada tingkat kalimat dan klausa, dua
konsep penting yang sering dijumpai adalah kategori
gramatikal (atau kategori sintaktis) dan fungsi sintaksis (atau
fungsi gramatikal). Keduanya merupakan pijakan untuk memahami bagaimana
unsur-kata dalam suatu kalimat bekerja dan berinteraksi—apa yang dilakukan oleh
suatu kata atau frasa, dan bagaimana posisi serta maknanya dalam struktur
kalimat. Kajian mengenai kategori dan fungsi ini penting untuk membangun
pemahaman yang sistematis tentang tata bahasa Indonesia, termasuk dalam
aplikasi multimedia interaktif yang Anda susun.
Pada bagian berikut, kita akan membahas secara bertahap: (1) apa yang
dimaksud dengan kategori gramatikal, kemudian (2) apa yang dimaksud dengan
fungsi sintaksis, bagaimana keduanya saling terkait, dilengkapi dengan contoh
dan implikasi pedagogis.
| Sintaksis Pengantar Linguistik dan Struktur Kalimat | CV. Cemerlang Publishing (cvcemerlangpublishing.com) |
2.1 Kategori Gramatikal
Definisi dan ruang lingkup
Kategori gramatikal—sering pula disebut kategori sintaktis atau kelas
kata—adalah kelompok-kelas kata atau frasa yang memiliki bentuk dan perilaku (fungsi,
distribusi) yang sama atau mirip, dalam suatu bahasa. Dengan kata lain,
kategori tersebut merupakan “tempat” atau “kelas” di mana unsur-kata
ditempatkan menurut bagaimana ia berfungsi dalam kalimat. Sebagai contoh:
nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina, preposisi, konjungsi, numeralia,
dan sebagainya. Sebagaimana dinyatakan oleh Pradestania & Aulia Umami
(2022) bahwa “kategori sintaksis merupakan jenis pada kata atau frasa yang
mengisi fungsi-sintaksis” (Pradestania & Umami, 2022 dalam Pradestania
& Umami, 2022). SciSpace+3jurnal.uns.ac.id+3journal-stiayappimakassar.ac.id+3
Dalam konteks bahasa Indonesia, misalnya menurut Supriyadi (2014) disebutkan
bahwa “empat kategori sintaksis utama adalah (a) verba atau kata kerja, (b)
nomina atau kata benda, (c) adjektiva atau kata sifat, dan (d) adverbial atau
kata keterangan”. repository.ung.ac.id+2deepublishstore.com+2
Kategori utama dalam Bahasa Indonesia
Meski terdapat variasi penggolongan, sejumlah kategori kerap dianggap
“utama” dalam analisis kalimat dasar bahasa Indonesia, antara lain:
·
Nomina
(N): kata benda atau nama, atau frasa yang berfungsi seperti
kata benda. Contoh: anak, buku, kucing, kebahagiaan.
·
Verba
(V): kata kerja, yang menyatakan proses, kegiatan, perbuatan.
Contoh: membaca, bermain, pergi, tidur.
·
Adjektiva
(A): kata sifat, menyatakan kualitas atau keadaan. Contoh:
besar, cantik, cepat, bahagia.
·
Adverbia
(Adv): kata keterangan, menyatakan keadaan, cara, waktu,
intensitas, arah, dan lain-lain. Contoh: dengan cepat, sangat, di sana, nanti.
Kategori-kategori tambahan yang sering muncul dalam analisis linguistik
bahasa Indonesia meliputi:
·
Numeralia
(Num): kata bilangan, jumlah, ukuran. Contoh: tiga, dua
setengah, banyak, sedikit.
·
Preposisi
(Prep)/Frasa preposisional: unsur yang mengawali frase
keterangan, misalnya: di atas, ke dalam, dari.
·
Konjungsi
(Konj): kata penghubung antar unsur atau klausa, misalnya: dan,
tetapi, sebab, karena.
·
Pronomina
(Pron): kata ganti, misalnya: dia, mereka, ini, itu.
Misalnya, dalam penelitian Andayani & Jupriono (2024) ditemukan bahwa
dalam kalimat dasar bahasa Indonesia, pola kategori sintaktis meliputi frase
nomina + frase nomina (FN + FN), frase nomina + frase verba (FN + FV), frase
nomina + frase ajektiva (FN + FA), frase nomina + frase numeralia (FN + FNu), dan
frase nomina + frase preposisi (FN + FPr) (Andayani & Jupriono, 2024). aksiologi.org
Fungsi kategori dalam analisis sintaksis
Kategori gramatikal penting karena:
1.
Membantu kita mengidentifikasi unsur-kata atau
frasa dalam kalimat: misalnya, apakah suatu kata berfungsi sebagai nomina, atau
sebagai verba;
2.
Menentukan bagaimana suatu unsur dapat mengisi
fungsi sintaksis: misalnya, subjek sering diisi oleh nomina atau pronomina;
predikat biasanya diisi oleh verba atau frasa verba; objek, pelengkap, atau
keterangan dapat diisi oleh nomina, adjektiva, frasa preposisional, dan
sebagainya. Sebagaimana dikatakan bahwa fungsi sintaksis merupakan “kotak
kosong” yang harus diisi oleh kategori tertentu. SciSpace+1
3.
Memfasilitasi pemahaman struktur kalimat: dengan
mengetahui kategori tiap unsur, kita juga bisa memahami pola urutan unsur dalam
kalimat.
Contoh penerapan kategori
Contoh kalimat sederhana:
“Anak itu membaca buku di perpustakaan.”
Dalam kalimat ini:
·
“Anak itu” → frasa nomina (kategori nomina)
sebagai subjek.
·
“membaca” → verba sebagai predikat.
·
“buku” → nomina sebagai objek.
·
“di perpustakaan” → frasa preposisional
(preposisi + nomina) sebagai keterangan tempat.
Analisis kategori membantu kita memahami peran masing-masing unsur.
Implikasi untuk pembelajaran multimedia interaktif
Dalam buku atau modul multimedia interaktif, pengenalan kategori gramatikal
bisa diwujudkan melalui aktivitas seperti:
·
Pengelompokan kata ke dalam kategori (nomina,
verba, adjektiva, adverbia, numeralia, dll).
·
Penandaan kategori dalam kalimat-contoh dengan
warna atau ikon berbeda.
·
Latihan interaktif: “Klik kategori unsur yang
ditandai” atau “Seret kata ke kategori yang sesuai”.
·
Hubungan kategori dengan fungsi: setelah
kategori dikenali, peserta didik dapat diajak memahami fungsi sintaksis dari
unsur itu—sehingga tidak hanya tahu “ini nomina”, tetapi juga “ini menjadi
subjek”.
Dengan demikian, kategori gramatikal bukan sekadar klasifikasi statis tetapi
bagian integral dari pemahaman struktur kalimat yang dinamis.
2.2 Fungsi Sintaksis
Definisi dan ruang lingkup
Fungsi sintaksis, atau fungsi gramatikal, adalah tempat atau posisi dalam
struktur kalimat yang harus diisi oleh suatu unsur (kata atau frasa). Unsur
tersebut kemudian mendapatkan makna dari posisinya dalam kalimat. Fungsi-fungsi
ini antara lain: subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (K). Sebagaimana dijelaskan oleh Andayani & Jupriono (2024):
“fungsi sintaktis … meliputi subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen
(Kom atau Pel), dan keterangan (Ket)”. aksiologi.org+2repository.uhamka.ac.id+2 Dalam penelitian lain disebut pula:
“fungsi sintaksis merupakan struktur pada sintaksis yang diisi kategori
tertentu” (Pradestania & Umami, 2022). jurnal.uns.ac.id
Fungsi sintaksis dapat diibaratkan sebagai “kotak-posisi” dalam kalimat yang
masing-masing memiliki peran tertentu, misalnya: subjek sebagai siapa yang
melakukan, predikat sebagai apa yang dilakukan, objek sebagai yang dikenai
tindakan, dan seterusnya.
Fungsi utama dalam Bahasa Indonesia
Beberapa fungsi penting dalam kalimat dasar bahasa Indonesia adalah:
·
Subjek
(S): unsur yang menjadi topik atau pelaku/kepunyaan dalam
kalimat.
·
Predikat
(P): unsur yang menjelaskan apa yang terjadi pada subjek
(perbuatan, keadaan, identitas).
·
Objek
(O): unsur yang dikenai perbuatan oleh predikat (umumnya diisi
oleh nomina) dalam kalimat transitif.
·
Pelengkap
(Pel atau Kom): unsur yang melengkapi predikat bila predikat
memerlukan pelengkapan agar makna kalimat lengkap (misalnya “menjadi
pengusaha”, “termasuk anggota”).
·
Keterangan
(K): unsur yang memberikan informasi tambahan seperti tempat,
waktu, cara, sebab, alat, dan sebagainya.
Sebagai contoh, dalam kajian oleh Kusumaningrum et al. (2023) ditemukan
fungsi-fungsi ini dalam analisis teks cerita anak: “Fungsi kalimat sintaksis …
meliputi subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.” journal-stiayappimakassar.ac.id
Pola fungsi dalam kalimat dasar
Analisis terhadap kalimat dasar bahasa Indonesia menunjukkan bahwa terdapat
pola-pola fungsi yang lazim, antara lain (mengutip Andayani & Jupriono,
2024): SP, SPK, SPPel, SPO, SPOPel, dan SPOK. aksiologi.org
Berikut uraian pola tersebut:
·
SP:
Subjek + Predikat. Contoh: “Dia jujur.” (S = dia; P = jujur)
·
SPK:
Subjek + Predikat + Keterangan. Contoh: “Ia diam di kamar.” (S = Ia; P = diam;
K = di kamar)
·
SPPel:
Subjek + Predikat + Pelengkap. Contoh: “Anak pertamanya telah menjadi
pengusaha.” (S = anak pertamanya; P = telah menjadi; Pel = pengusaha)
·
SPO:
Subjek + Predikat + Objek. Contoh: “Ayah mengecilkan volume TV.” (S = Ayah; P =
mengecilkan; O = volume TV)
·
SPOPel:
Subjek + Predikat + Objek + Pelengkap. Contoh: “Dona membuatkan temannya kue
kering.” (S = Dona; P = membuatkan; O = temannya; Pel = kue kering)
·
SPOK:
Subjek + Predikat + Objek + Keterangan. Contoh: “Pak Doni memasukkan tangannya
ke dalam saku celana.” (S = Pak Doni; P = memasukkan; O = tangannya; K = ke
dalam saku celana)
Dengan mengetahui pola-fungsi ini, kita dapat menganalisis kalimat-dasar dan
mengenali struktur pokoknya (fungsi-fungsi inti) sebelum memperluas ke struktur
kompleks.
Hubungan antara kategori dan fungsi
Penting untuk memahami bahwa fungsi sintaksis itu seperti “wadah” (posisi),
sementara kategori gramatikal adalah “jenis” unsur yang mengisi wadah tersebut.
Dengan demikian:
·
Fungsi (misalnya: Subjek) menunggu pengisi yang
sesuai kategori (biasanya nomina/pronomina).
·
Predikat biasanya diisi oleh verba atau frasa
verba (kategori verba).
·
Objek: nomina atau frasa nomina.
·
Pelengkap: bisa nomina, adjektiva, atau frasa
preposisional.
·
Keterangan: bisa adverbia, frasa adverbial,
frasa preposisional (kategori adverbia, preposisi).
Sebagaimana dikemukakan: “Fungsi sintaksis merupakan kotak kosong yang
berisikan sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peran tertentu.” SciSpace+1
Dengan demikian, analisis kalimat yang baik mencakup tiga aspek: kategori
(apa jenis unsurnya), fungsi (apa posisinya dalam kalimat), dan peran semantis
(apa maknanya atau kontribusinya terhadap makna kalimat).
Contoh penerapan fungsi sintaksis
Mari kita lihat contoh kalimat dan analisis fungsi-kategorinya:
1.
“Gaga mengajak Kiki main bersama.” (Contoh dari
Kusumaningrum et al., 2023) journal-stiayappimakassar.ac.id
o Subjek
(S) = Gaga (kategori: nomina)
o Predikat
(P) = mengajak (kategori: verba)
o Objek
(O) = Kiki (nomina)
o Pelengkap
(Pel) = main bersama (frasa verba)
→ Pola: S-P-O-Pel
2.
“Kiki mengajak Gaga ke rumahnya.”
o Subjek
= Kiki (nomina)
o Predikat
= mengajak (verba)
o Objek
= Gaga (nomina)
o Keterangan
(K) = ke rumahnya (frasa preposisional)
→ Pola: S-P-O-K
Dari dua contoh tersebut tampak bahwa fungsi-fungsi itu bekerja sebagai
bagian struktur kalimat dan kategori unsur yang mengisi fungsi menunjukkan
jenis katanya.
Implikasi pedagogis dan multimedia interaktif
Untuk buku atau modul multimedia interaktif, pemahaman fungsi sintaksis bisa
diperkaya dengan aktivitas-aktivitas seperti:
·
Latihan identifikasi fungsi: “Tandai unsur yang
berfungsi sebagai subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan.”
·
Latihan pola kalimat: siswa diberi kalimat lalu
diminta menuliskan pola fungsi (S-P, S-P-O, S-P-O-K, dan lain-lain).
·
Visualisasi “wadah fungsi” dan “kategori
pengisi”: misalnya dibuat grafik atau animasi yang menunjukkan kotak fungsi (S,
P, O, Pel, K) dan diisi oleh kartu kategori (nomina, verba, adjektiva, dll).
·
Interaktif “susun kalimat”: peserta diberi kartu
kategori dan ditugaskan menyusunnya ke dalam pola fungsi tertentu, lalu
memeriksa apakah kalimat yang terbentuk valid secara tata bahasa.
Dengan demikian fungsi sintaksis tidak hanya ditampilkan sebagai daftar
abstrak tetapi diintegrasikan secara interaktif agar peserta didik memahami
betul bagaimana unsur-kata bekerja dalam kalimat.
Kesimpulan
Analisis kategori gramatikal dan fungsi sintaksis adalah dua pilar penting
dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia. Kategori gramatikal memberi
“jenis” bagi unsur-kata atau frasa, sedangkan fungsi sintaksis memberi “posisi”
dan “peran” dalam kalimat. Keduanya saling terkait: kategori menentukan jenis
unsur yang masuk ke fungsi-fungsi, dan fungsi menetapkan bagaimana unsur itu
berkontribusi terhadap makna kalimat.
Dalam kontek pembelajaran berbasis multimedia interaktif, pengenalan
kategori dan fungsi ini dapat dibuat menjadi sangat konkret, interaktif, dan
visual — misalnya dengan penandaan warna kategori, pemetaan fungsi, latihan
pola, dan aktivitas susun-kata/kalimat. Dengan demikian, peserta didik tidak
hanya memahami definisi tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam analisis
kalimat.
Semoga artikel ini menjadi bagian yang bermanfaat dalam buku Anda Bahasa Indonesia Berbasis Multimedia
Interaktif, khususnya untuk bagian Bab 2 (Kategori Gramatikal dan
Fungsi Sintaksis). Bila Anda menginginkan bagian tambahan—misalnya “Peran
Semantis dalam Fungsi Sintaksis”, atau “Analisis Frasa dan Klausa dari
Perspektif Fungsi & Kategori”—saya siap membantu.
Daftar Pustaka
Andayani, A., & Jupriono, D. (2024).
Fungsi dan Kategori Sintaktis Kalimat Dasar Bahasa Indonesia. TANDA: Jurnal
Kajian Budaya, Bahasa dan Sastra, 4(4).
Kusumaningrum, N. L., dkk. (2023). Fungsi, kategori, dan peran sintaksis pada
teks cerita anak yang berjudul “Berbeda Itu Tak Apa” pada Buku Ajar Bahasa
Indonesia Kelas Satu Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka. Student Research Journal,
1(2).
Pradestania, K. A., & Umami, S. A. (2022). Analisis sintaksis: fungsi,
kategori dan peran. Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan Sastra
(SEMANTIKS), 1-9.
Supriyadi, M. P. d. (2014). Sintaksis Bahasa Indonesia. UNG Repository.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar